Show simple item record

dc.contributor.advisorSari, Masitha Dewi
dc.contributor.advisorSihotang, Aslim D
dc.contributor.authorWardhani, Shanti
dc.date.accessioned2022-12-15T07:04:55Z
dc.date.available2022-12-15T07:04:55Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/74010
dc.description.abstractGlaukoma merupakan penyebab terbanyak kedua kebutaan di seluruh dunia dan mempengaruhi lebih dari 50 juta onng. Wold Health Organization WHO) memperkirakan sekitar 4045 juta orang di dunia rnengalami kebutaan, sepertiganya berada di Asia Tenggara. Berarti setiap menit diperkirakan 12 orang menjadi butia, empat orang diantaranya juga berasal dari Asia Tenggara (Depkes, 2@7\. Pada anak, setiap menit terdapat satu anak menjadi buta dan hamper setengahnya beradadi Asia Tenggara. Sedangkan pada balita, WHO memperkirakan ada 1,4 juta yang menderita kebutaan dimana tiga perempat diantaranya di daerah- daerah miskin di Asia dan Afrika (Depkes, 2007). Pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia lndonesia. lndera penglihatan merupakan faktor kunci bagi terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini disebabkan karena jalur utama penyerapan informasi dalam proses belajar individu melalui penglihatan (83%). Karena itu upaya pemeliharaan kesehatian indera penglihatan dan pencegahan kebutaan rnenjadi satu hal yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihaken_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPrevalensi Kebutaan Akibat Glaukomaen_US
dc.titlePrevalensi Kebutaan Akibat Glaukoma di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2011en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0024107601
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI11701#Ilmu Penyakit Mata
dc.description.pages46 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record