Show simple item record

dc.contributor.advisorSembiring, Bebas
dc.contributor.advisorTarigan, Kumalo
dc.contributor.authorPasaribu, Jhonson
dc.date.accessioned2018-10-19T01:27:52Z
dc.date.available2018-10-19T01:27:52Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7451
dc.description.abstract“Nyanyian Mbaba Kampil pada Upacara Perkawinan Adat Karo: Kajian Sruktur Musik, dan Makna Tekstual”. Sesuai dengan judul tersebut tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dan mendapatkan hasil penelitian dari dua aspek nyanyian tradisional Karo mbaba kampil, yaitu: (a) struktur musik dengan fokus pada melodi dan, (b) makna tekstual. Mbaba kampil merupakan sebuah nyanyian yang dinyanyikan pada upacara perkawinan Karo. Secara etimologi “mbaba” berarti “membawa” dan “kampil” berarti “tempat sirih”. Dengan demikian dapat diartikan mbaba kampil berarti membawa kampil (tempat sirih). Dalam konteks adat Karo mbaba kampil merupakan salah satu adat yang dilaksanakan untuk menghormati pihak pemberi istri dan bentuk penghormatan yang diberikan adalah melalui pemberian kampil (tempat sirih) yang berisi daun sirih, gambir, pinang, kapur, tembakau dan rokok. Adapun maksud lagu mbaba kampil dinyanyikan adalah untuk meminta ijin kepada pihak pemberi istri agar diperbolehkan untuk menjemput mempelai wanita. mbaba kampildinyanyikan oleh kedua pihak mempelai secara bergantian. Untuk mengkaji struktur musikal yaitu dengan fokus pada melodi, penulis menggunakan teori yang di tawarkan oleh Bruno Nettldalam bukunya yang berjudul Theory and method in Etnomusicologi tahun 1964. Dalam buku tersebut dijelaskan beberapa cara mendeskripsikan musik yaitu: (1) tonalitas, (2) ritme, (3) bentuk, (4) tempo,dan (5) kontur melodi (1964: 1450-1550). Berikutnya, untuk mengkaji makna tekstual dalam nyanyian mbaba kampil, penulismenggunakan teori semiotika yang di uraikan oleh Ferdinand de Saussure dalam bukunya yang berjudul Pengantar Linguistik Umum(terj. Rahayu S Hidayat)tahun 1993, dan Charles Sanders Pierce yang berjudul Teori Dasar dan Desain Komunikasi Visual (terj. Marcel Danesi tahun 2010. Kedua teoritis tersebut menawarkan teori semiotika yakni, bahasa sebagai sistem yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi danbahasa sebagai sistem lambang yang terdiri atas tiga kategori yaitu ikon, indeks, dan simbol. Penelitian ini bersifat kualitatif yakni pengumpulan data yang terdiri atas penelitian lapangan (field work), didalamnya terdapat: wawancara, perekaman baik audio visual maupun vidiografi dan photografi. Selain itu, penulis juga menggunakan metode studi pustaka untuk memperoleh referensi-referensi yang berkaitan dengan kebudayaan Karo khususnya perkawinan adat Karo.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectMbaba Kampilen_US
dc.subjectEnde-Ndenen_US
dc.subjectAdat Karoen_US
dc.titleNyanyian Mbaba Kampil pada Upacara Adat Perkawinan Karo di Kota Medan: Kajian Struktur Musik dan Makna Tekstualen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140707005en_US
dc.identifier.submitterAkhmad Danil
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record