Show simple item record

dc.contributor.advisorKembaren, Mardiah Mawar
dc.contributor.authorSurbakti, Mira Octaviani
dc.date.accessioned2018-10-22T02:17:00Z
dc.date.available2018-10-22T02:17:00Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7524
dc.description.abstractJudul skripsi ini adalah “Cerita Si Tenggang Anak Durhaka : Suatu Kajian Teori Teksdealisme. Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini, bagaimanakah prinsip kehadiran dalam cerita STAD, bagaimanakah prinsip pelanggaran dalam cerita STAD, bagaimanakah prinsip pengukuhan dalam cerita STAD, dan bagaimanakah prinsip individualisme / kepribadian dalam cerita STAD. Tujuan penelitian ini adalah, untuk mendeskripsikan prinsip kehadiran pada cerita STAD, untuk mendeskripsikan prinsip pelanggaran pada cerita STAD, untuk mendeskripsikan prinsip pengukuhan pada cerita STAD, dan untuk mendeskripsikan prinsip individualisme / kepribadian pada cerita STAD. Teori yang pengkaji gunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah teori Teksdealisme. Metode yang pengkaji gunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dan hasil yang pengkaji peroleh adalah, pada prinsip kehadiran, pengkaji menemukan ada tiga bentuk prinsip kehadiran, yaitu prinsip kehadiran pengarang, pengkaji menemukan bahwa pengarang memaparkan kehadirannya pada masyarakat kaum Semai, dan kehidupan Si Tenggang beserta keluarganya, prinsip kehadiran pengalaman pembaca, pengkaji menemukan bahwa pembaca dapat memberikan suatu penafsiran terhadap teks cerita STAD, dan pada prinsip bentuk kehadiran, pengkaji menemukan bahwa pengarang menuliskan cerita STAD ini menggunakan unsur- unsur yang membangun suatu karya sastra. Pada prinsip pelanggaran, pengkaji memperoleh bahwa di dalam cerita STAD ini Si Tenggang melakukan suatu pelanggaran melupakan asal usul kehidupannya sebagai kaum Semai, dan tidak mau mengakui Si Talang dan Si Deruma sebagai orangtua kandungnya yang berasal dari kaum Semai, tindakan Si Tenggang melanggar hukum tunjuk ajar orang Melayu. Pada prinsip pengukuhan, pengkaji menemukan bahwa pengarang memaparkan bahwa ketika Si Tenggang menjadi budak hutan cerita STAD berbentuk aliran romantisme pasif, namun cerita STAD diperkukuh, ketika Si Tenggang menjadi seorang nahkoda kapal Helang Segara cerita STAD berbentuk aliran romantisme aktif. Dalam prinsip individualisme / kepribadian, pengarang memaparkan sifat Si Tenggang yang durhaka terhadap ibu kandungnya dengan menggunakan bahasa yang sangat kasar terhadap kedua orangtuanya, yaitu Si Talang dan Si Deruma, dan pengarang juga menggunakan suatu unsur pembentukan karya sastra agar menghasilkan karya sastra yang unggul.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSi Tenggang Anak Durhaka ( STAD)en_US
dc.subjectTeksdealismeen_US
dc.titleCerita Si Tenggang Anak Durhaka : Suatu Kajian Teori Teksdealismeen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140702014en_US
dc.identifier.submitterAkhmad Danil
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record