Show simple item record

dc.contributor.advisorNasution, Putri Khairiah
dc.contributor.authorEvans, Henny Dame
dc.date.accessioned2022-12-22T02:47:03Z
dc.date.available2022-12-22T02:47:03Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/76447
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara dengan pertanian sebagai sektor yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini terjadi karena pertanian bagi Indonesia sangat penting dan merupakan peranan komoditi pangan di Indonesia khususnya padi begitu besar, sebab padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Kebutuhan bahan pangan padi di negara khususnya Indonesia tidak pernah surut, melainkan kian bertambah dari tahun ke tahun sesuai dengan pertambahan penduduk (AAK, 1990). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami pertumbuhan, ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar dibandingkan angka kematian. Sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras. Karena beras sudah menjadi makanan pokok yang tidak mudah digantikan dengan bahan pangan yang lainnya. Namun belakangan ini, Indonesia menghadapi dilema antara upaya mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri dengan cara peningkatan produktivitas dan impor beras, dengan upaya menjaga kestabilan harga beras agar tetap terjangkau oleh semua pihak. Harus diakui bahwa pembangunan yang bersifat hegemoni pada masa yang lampau telah meninggalkan banyak dampak negatif. Salah satu kebijakan yang telah menciptakan dampak kompleks adalah hegemoni dalam bidang pangan, yaitu menyeragamkan jenis makanan pokok rakyat dengan komoditi beras. Misi tersebut diimplementasikan saat produksi padi Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Selain itu ada keyakinan yang besar bahwa usaha tani padi masih mempunyai potensi untuk terus dikembangkan. Berbagai teknologi mulai dari benih, pupuk, pestisida hingga alsintan diteliti dan diintroduksikan ke pedesaan dengan tujuan agar petani bisa menangani proses produksi secara intensif. Pembangunan yang mempunyai ideologi identik dengan revolusi hijau diorientasikan pada tingkat pertumbuhan dengan landasan efisiensi. Indikator utamanya adalah produktivitas.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titlePengaruh Harga Impor Beras, Produksi Beras, Nilai Kurs (Rupiah terhadap Dolar Amerika) terhadap Permintaan Impor Beras di Indonesiaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM132407028
dc.identifier.nidnNIDN0009128502
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI49401#Statistika
dc.description.pages40 Halamanen_US
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record