dc.description.abstract | Sebagai negara yang berpenduduk 220 juta jiwa lebih, Indonesia sangat potensial bagi industri
barang,jasa maupun keuangan. Selain perbankan, industri asuransi jiwa meyakinkan Indonesia
bahwa asuransi jiwa merupakan pasar yang masih terbuka lebar. Dengan demikian tidak ada
alsan bagi industri asuransi, tinkat kesadaran masyarakat Indonesia berasuransi masih tergolong
rendah jika dibandingkan dengan kondisi di negara lain.
Dengan jumlah penduduk sebesar itu,baru sekitar 2.5% atau 5,5 juta jiwa yang mengikuti
program asuransi jiwa. Dari jumlah 5,5 juta itupun masih diragukan,apakah mereka mengikuti
program asuransi individual atas dasar kesadaran atau karena persyaratan atas suatu transaksi
tertentu, atau karena kebijakan pemerintah,seperti halnya asuransi jamsostek, sehingga asuransi
hanya dianggap sebagai pengeluaran tambahan yang menambah beban hidup, tidak penting dan
kurang bermanfaat. Selain itu faktor pendapatan masyarakat juga menjadi kendala untuk dapat
memanfaatkan asuransi (http:// download-makalah-skripsi-dll).
Seiring dengan berkembangnya kebutuhan akan proteksi diri dan harta bendanya,kini
industri asuransi mulai dilirik oleh masyarakat.Kesadaran masyarakat terhadap asuransi terus
tumbuh dengan kondisi ekonomi yang mendukung masyrakat untuk dapat mengalokasikan
sebagian pendapatnya untuk membeli polis asuransi jiwa untuk melindungi diri dan keluarga atas
penghasilan akibat berbagai resiko (seperti kematian dini, cacatdan PHK), maupun sebagai
instrumen akumulasi dana untuk keperluan tertentu seperti penyediaaan dana darurat, portofolio
investasi secara umum dan penyediaan dana pendidikan bagi anak, pemeliharaan kesehatan dan
kebutuhan keuangan hari tua. | en_US |