Show simple item record

dc.contributor.advisorSembiring, Pasukat
dc.contributor.authorMaharani, Lili
dc.date.accessioned2022-12-22T03:49:46Z
dc.date.available2022-12-22T03:49:46Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/76539
dc.description.abstractSalah satu indikator untuk menunjukan tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat kecukupan Gizi, yang lazim disajikan dalam banyak zat gizi seperti kalori dan protein. Kalori merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah energi. Yang pada umumnya kalori digunakan untuk menunjukan jumlah energi yang terkandung dalam makanan. Kalori sendiri dapat diperoleh dari asupan makanan yang mengandung nutrisi, seperti karbohidrat, lemak,protein, dan alkohol. Dimana konsumsi kalori dihitung dengan mengalikan kualitas setiap makanan yang dikonsumsi dengan besarnya kandungan kalori dalam setiap jenis makanan, dan jumlah kalori tersebut diperlukan untuk menghitungkan keseimbangan energi. Tubuh membutuhkan energi atau pun kalori dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Namun ternyata masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai kecukupan kalori yang harus dikonsumsi agar setara dengan energi yang dikeluarkan untuk beraktivitas, dan meskipun kecukupan kalori yang harus dibutuhkan oleh setiap orang berbeda-beda. Departemen kesehatan RI telah menentapkan angka kecukupan kalori penduduk indonesia pada patokan kecukupan konsumsi kalori per kapita masing-masing 2000 kkal/hari. Jika berpedoman pada batas standart kecukupan konsumsi kalori per kapita, yaitu 2000 kkal/hari, maka angka nasional rata-rata konsumsi kalori penduduk indonesia pada tahun 2012 masih berada dibawah standart kecukupan yaitu hanya sebesar 1.852,64 kkal. Sedangkan rata-rata angka kecukupan konsumsi kalori di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2012 adalah 1.851,22 kkal, dan dilihat dari kecukupan gizi yang masih dibawah standart yang artinya jumlah kalori yang dikonsumsi lebih kecil dari kalori yang digunakan, berat badan akan berkurang karena cadangan energi dan lemak akan digunakan untuk beraktivitas. Namun kelebihan energi juga akan disimpan sebagai lemak. Adapun lemak yang berlebihan dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan diabetes. Oleh karena itu, asupan kalori juga perlu dikontrol untuk menjaga berat badan dan mencegah terjadinya penyakit Metabolik.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titlePeramalan Jumlah Konsumsi Kalori di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalamen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM112407116
dc.identifier.nidnNIDN8801690019
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI49401#Statistika
dc.description.pages68 Halamanen_US
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record