Show simple item record

dc.contributor.advisorS, Nandi
dc.contributor.authorFasya, Izza Nur
dc.date.accessioned2022-12-26T08:01:10Z
dc.date.available2022-12-26T08:01:10Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/77839
dc.description.abstractSebagai salah satu negara maju, Jepang juga banyak berinvestasi dalam bidang pendidikan. Sebelum menjadi negara maju, pemerintah Jepang tidak terlalu mementingkan pendidikan. Awalnya, mereka hanya belajar tentang Budha dan tulisan China. Pada masa feodal yang dapat memperoleh pendidikan formal hanya anak-anak samurai saja. Namun saat zaman Edo, mulai banyak anak yang menerima pendidikan, bukan hanya kalangan atas saja namun kalangan bawah juga dapat menerima pendidikan. Sebelumnya, pendidikan di Jepang hanya berpusat pada rasa nasionalisme terhadap negara dan kaisar, mereka mengajarkan bahwa kaisar sama dengan dewa. Namun, setelah Perang Dunia 2, Jepang mulai mengarahkan pendidikannya seperti pendidikan di Amerika dan Eropaen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleFenomena Futoukou (Anak yang Menolak Bersekolah) di Jepangen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM160708021
dc.identifier.nidnNIDN0022086007
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI79204#Sastra Jepang
dc.description.pages68 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record