Show simple item record

dc.contributor.advisorPandia, Indra Jaya
dc.contributor.authorFadil, T. Cut Ahmad
dc.date.accessioned2022-12-28T04:40:44Z
dc.date.available2022-12-28T04:40:44Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/78509
dc.description.abstractPerkerasan jalan di Indonesia umumnya mengalami kerusakan awal (kerusakan dini) antara lain diakibatkan pengaruh temperatur (cuaca), air. Pada musim hujan, banyak jalan di Indonesia terendam oleh air laut maupun air laut yang diakibatkan oleh banjir rob bagi jalan yang letaknya di pesisir pantai dan tak jarang menimbulkan kerusakan pasca kejadian alam tersebut. Maka sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh yang terjadi akibat kejadian alam tersebut terhadap perkerasan jalan. Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang terjadi terhadap karakteristik aspal AC-WC melalui marshall test yang di rendam oleh dua jenis zat cair yaitu air laut dan air tawar dengan menggunakan aspal penetrasi 60/70. Campuran yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari campuran yang diperuntukkan untuk (ACWC) yaitu terdiri dari CA, MA, FA, dan NS dengan aspal penetrasi 60/70. Karakteristik yang diukur dengan menggunakan alat Marshall adalah stabilitas, kelelehan, marshall quotient (MQ), void in mix (VIM), serta void in mineral aggregate (VMA). Dalam penelitian ini dilakukan dua jenis zat cair yang digunakan untuk perendaman yaitu air laut dan air hujan dengan waktu perendaman untuk masingmasing zat cair tersebut, air laut yaitu 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam dan air hujan yaitu 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang diakibatkan perendaman air laut dan air hujan dengan lama perendaman yang sama yaitu 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, 4 x 24 jam. Secara keseluruhan, semakin lama campuran aspal baik yang terendam oleh air hujan dan air laut akan berpengaruh pada kinerja perkerasan yang mengakibatkan akan mengalami kehilangan durabilitas atau keawetan dengan bertambahnya lama perendaman. Kehilangan terbesar terjadi pada perendaman air laut dibandingkan air hujan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectair lauten_US
dc.subjectair hujanen_US
dc.subjectlama perendamanen_US
dc.subjectVIMen_US
dc.subjectVMAen_US
dc.subjectMQen_US
dc.subjectkelelehanen_US
dc.subjectstabilitasen_US
dc.titlePerbandingan Lama Rendaman Campuran Aspal Ac-Wc dengan Memakai Air Laut dan Air Tawar teradap Karakteristik Marshallen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM080404019
dc.identifier.nidnNIDN0018065602
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages145 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record