Show simple item record

dc.contributor.advisorNursyamsi
dc.contributor.authorSitorus, Tito Tulus P
dc.date.accessioned2022-12-28T07:24:46Z
dc.date.available2022-12-28T07:24:46Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/78639
dc.description.abstractBahan material yang paling sering digunakan dalam bidang konstruksi bangunan sipil yaitu pemakaian beton. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar yang mudah didapat, memiliki kuat tekan besar, tahan air dan cuaca, dan mudah dibentuk. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia, maka bahan penyusun beton semakin sulit didapat dan terjadi peningkatan harga bahan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan bahan penyusun yang hemat biaya dengan memanfaatkan limbah sebagai alternatif pada campuran pembuatan beton. Pada penelitian ini akan dikaji tentang pemanfaatan limbah sebagai bahan pengganti agregat halus dan semen pada campuran beton. Bottom ash adalah limbah hasil pembakaran batu bara dimana jumlahnya akan terus bertambah selama industri terus berproduksi. Penelitian ini dilakukan dengan penggunaan bottom ash sebagai substitusi pada agregat halus dan semen berdasarkan volume. Pembuatan benda uji terdiri dari enam variasi campuran untuk percobaan, yaitu campuran normal tanpa bahan substitusi (variasi I), campuran dengan substitusi abu dasar batu bara (bottom ash) yaitu sebesar 5% (variasi II), 10% (variasi III), 15% dari volume agregat halus (variasi IV), 5% dari volume semen (variasi V), serta campuran sebesar 15% dari volume agregat halus dan 5% dari volume semen (variasi VI). Pengujian yang dilakukan berupa slump test, kuat tekan, kuat tarik belah, absorbsi beton dan pola retak beton. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada nilai slump, kuat tekan dan kuat tarik. Penurunan kuat tekan bottom ash masing-masing sebesar 99,84%, 99,36%, 98,18%, 99,36%, 95,64% dari beton normal. Kuat tekan terbesar terdapat pada persentase 5% volume agregat halus sebesar 99,84% MPa. Sedangkan penurunan kuat tarik masing-masing sebesar 95,79%, 91,90%, 87,98%, 94,69%, 85,19% dari beton normal. Kuat tarik terbesar terdapat pada persentase 5% volume agregat halus sebesar 3,371 MPa. Absorbsi beton mengalami peningkatan dari beton normal. Untuk pola retak, setiap variasi menunjukkan terjadi pengurangan jumlah retak dan panjang retak.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectbottom ashen_US
dc.subjectkuat tekanen_US
dc.subjectkuat tariken_US
dc.subjectabsorbsien_US
dc.subjectpola retaken_US
dc.titlePengaruh Penggunaan Bottom Ash sebagai Pengganti Agregat Halus dan Semen terhadap Perilaku Mekanik Betonen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM080404093
dc.identifier.nidnNIDN0023067701
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages112 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record