dc.description.abstract | Lubang Resapan Biopori merupakan salah satu teknologi yang diciptakan
oleh anak bangsa pada tahun 2004 silam. Sang penemu yang bernama lengkap Ir.
Kamir R. Brata M. Sc. merupakan salah seorang staf pengajar di salah satu
perguruan tinggi negri di pulau Jawa, yaitu Institute Pertanian Bogor. Teknologi ini
sendiri mempunyai peranan sebagai pengganti areal resapan air yang telah dibangun
ataupun dilapisi aspal atau semen. Dalam fungsinya, Lubang Resapan Biopori
berperan sebagai pintu masuk air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
Pengumpulan data primer dan data sekunder, merupakan langkah awal dalam
penelitian ini. Data primer didapatkan dari pengamatan langsung dilapangan,
sedangkan data sekunder didapatkan dari arsip data yang telah ada pada penelitian
personal atau pun dari arsip data suatu instansi, yang terkait dalam penelitian LRB
ini.
Dalam penelitian ini, data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah
dan dianalisis kembali. Data primer yang didapat berupa data laju infiltrasi air ke
dalam tanah. Metode analisa yang dipakai untuk mendapatkan data tersebut adalah
metode HORTON. Selain itu data intensitas hujan harian maksimum juga akan
dicari, dengan menggunakan metode analisa Log Pearson, yang akan diparalelkan
dengan metode Ishiguro, Van Breen, Sherman, dan Tallbot. Hasil akhir yang
dihasilkan dari penelitian ini berupa analisa efisiensi Lubang Resapan Biopori dalam
meresap air hujan, kedalam tanah. Pada bagian penguraian sampah organik, data
yang didapat merupakan data pengamatan langsung dari lapangan, yang merupakan
data-data indikator kematangan kompos, yaitu, Ph ( tingkat keasaman ), warna, bau,
dan kondisi kompos.
Kecepatan infiltrasi air hujan sebelum adanya Lubang Resapan Biopori pada
wilayah penelitian lebih kecil dibandingkan setelah adanya Lubang Resapan Biopori,
karena air hujan yang jatuh ke tanah, akan sebagian masuk kedalam Lubang Resapan
Biopori, dan sebagian lagi akan meresap melalui permukaan tanah. Sedangkan untuk
penguraian zat organik, masa transisi antara sampah muda ke sampah mulai matang
terjadi pada rentan waktu minggu ke-3 sampai minggu ke-4, dimana nilai Ph-nya
meningkat menuju angka 8, dimana pada proses ini bakteri pengurai lebih aktif
dalam bekerja menguraikan sampah, sedangkan untuk masa pematangan, terjadi
setelah minggu ke-4 sampai seterusnya, dimana nilai Ph menuju kepada nilai stabil,
antara 7-7,5. | en_US |