Show simple item record

dc.contributor.advisorSufrizal
dc.contributor.authorAndrisyam, Muhammad
dc.date.accessioned2022-12-28T09:11:30Z
dc.date.available2022-12-28T09:11:30Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/78784
dc.description.abstractLubang Resapan Biopori merupakan salah satu teknologi yang diciptakan oleh anak bangsa pada tahun 2004 silam. Sang penemu yang bernama lengkap Ir. Kamir R. Brata M. Sc. merupakan salah seorang staf pengajar di salah satu perguruan tinggi negri di pulau Jawa, yaitu Institute Pertanian Bogor. Teknologi ini sendiri mempunyai peranan sebagai pengganti areal resapan air yang telah dibangun ataupun dilapisi aspal atau semen. Dalam fungsinya, Lubang Resapan Biopori berperan sebagai pintu masuk air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Pengumpulan data primer dan data sekunder, merupakan langkah awal dalam penelitian ini. Data primer didapatkan dari pengamatan langsung dilapangan, sedangkan data sekunder didapatkan dari arsip data yang telah ada pada penelitian personal atau pun dari arsip data suatu instansi, yang terkait dalam penelitian LRB ini. Dalam penelitian ini, data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis kembali. Data primer yang didapat berupa data laju infiltrasi air ke dalam tanah. Metode analisa yang dipakai untuk mendapatkan data tersebut adalah metode HORTON. Selain itu data intensitas hujan harian maksimum juga akan dicari, dengan menggunakan metode analisa Log Pearson, yang akan diparalelkan dengan metode Ishiguro, Van Breen, Sherman, dan Tallbot. Hasil akhir yang dihasilkan dari penelitian ini berupa analisa efisiensi Lubang Resapan Biopori dalam meresap air hujan, kedalam tanah. Pada bagian penguraian sampah organik, data yang didapat merupakan data pengamatan langsung dari lapangan, yang merupakan data-data indikator kematangan kompos, yaitu, Ph ( tingkat keasaman ), warna, bau, dan kondisi kompos. Kecepatan infiltrasi air hujan sebelum adanya Lubang Resapan Biopori pada wilayah penelitian lebih kecil dibandingkan setelah adanya Lubang Resapan Biopori, karena air hujan yang jatuh ke tanah, akan sebagian masuk kedalam Lubang Resapan Biopori, dan sebagian lagi akan meresap melalui permukaan tanah. Sedangkan untuk penguraian zat organik, masa transisi antara sampah muda ke sampah mulai matang terjadi pada rentan waktu minggu ke-3 sampai minggu ke-4, dimana nilai Ph-nya meningkat menuju angka 8, dimana pada proses ini bakteri pengurai lebih aktif dalam bekerja menguraikan sampah, sedangkan untuk masa pematangan, terjadi setelah minggu ke-4 sampai seterusnya, dimana nilai Ph menuju kepada nilai stabil, antara 7-7,5.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleTeknologi Lubang Resapan Biopori terkait dengan Peresapan Air Tanah dan Pengolahan Sampah Organik (Eksperimen)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM050404071
dc.identifier.nidnNIDN0010035306
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages162 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record