dc.description.abstract | Peraturan struktur bangunan harus menetapkan syarat minimum yang berhubungan
dengan segi keamanan. Dengan demikian perlu disadari bahwa suatu peraturan bangunanan
bukanlah hanya diperlakukan sebagai petunjuk praktis yang disarankan untuk dilaksanakan,
bukan hanya merupakan buku pegangan pelaksanaan, bukan pula dimaksudkan untuk
menggantikan pengetahuan, pertimbangan teknik, serta pengalaman-pengalaman di masa lalu.
Suatu peraturan bangunan jadi pedoman pihak perencana untuk menghasilkan struktur bangunan
yang ekonomis dan yang lebih penting, adalah aman. Baik dari perhitungan maupun teknik
pelaksanaan struktur perlu diperhatikan demi kelancaran pelaksanaan, keefektifan, dan mutu
yang dihasilkannya. Inilah yang mendorong penulis memilih topik pembahasan dalam tugas
akhir ini.
Topik bahasan ini dititikberatkan pada perencanaan konstruksi beton bertulang untuk
struktur balok dan kolom pada bangunan gedung perkantoran 6 (enam) lantai. Tujuan dari
penulisan tugas akhir ini adalah agar dapat mengetahui efisiensi dan efektifitas dari hasil
perencanaan konstruksi beton bertulang dengan mengunakan standar SK SNI T-15-1991-03 dan
SK SNI 03-2002. Diharapkan bermanfaat bagi pihak yang yang akan melaksanakan perencanaan
yang sama. Sebab perhitungan-perhitungan dapat dijadikan bahan masukan dan bahan
perbandingan bila melakukan perencanaan dengan standar SK SNI T-15-1991-03 dan
SK SNI 03-2002.
Dari hasil perhitungan diperoleh: 1). SK SNI 2002 lebih efisien dibandingkan SK SNI
1991, dengan persentase penulangan balok menggunakan SK SNI 2002 lebih efisien 11,18 %
dari SK SNI 1991 dan penulangan kolom mengunakan SK SNI 2002 lebih efisien 11,28 % dari
SK SNI 1991; 2). SK SNI 2002 memberikan perubahan dan tambahan standar perencanaan
struktur terhadap peraturan lama, khususnya SK SNI 1991; 3). Dari masing-masing peraturan
memiliki keuntungan dan kerugian dari standar-standar perencanaan yang diterbitkan serta dalam
aplikasinya. | en_US |