Quality Control Agregat (Base Course) pada Perkerasan Lentur Jalan Raya
View/ Open
Date
2011Author
Ridha, Anisa
Advisor(s)
Muis, Zulkarnain Abdul
Metadata
Show full item recordAbstract
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan untuk memindahkan
manusia dan barang dari tempat asal ketujuan. Kelancaran arus lalu lintas
dipengaruhi oleh kondisi jalan itu sendiri serta jenis perkerasan yang digunakan.
Untuk memperoleh jenis perkerasan yang berkualitas baik dan tahan lama hal
tersebut tergantung pada cara kita membuat/mengolah dan melakukan uji
kelayakan yang mengacu kepada spesifikasi yang ada.
Bahan perkerasan jalan adalah suatu bahan yang dipergunakan untuk
pembuatan konstruksi jalan, seperti bahan untuk pembentuk tanah dasar, lapisan
pondasi bawah, lapisan pondasi atas dan berbagai jenis bahan untuk lapisan
permukaan. Bahan tersebut dapat berupa bahan dari alam yang langsung
dipergunakan tanpa diolah terlebih dahulu ataupun bahan olahan yang diproses
dari bahan alam tadi. Bahan baku yang umum digunakan sebagai bahan
perkerasan jalan adalah bahan agregat ( pasir, kerikil, batu koral, batu pecah ),
bahan pengikat ( semen Portland ataupun aspal ), bahan pengisi ( filler ) serta
bahan additive kalau diperlukan.
Pengetahuan mengenai bahan perkerasan jalan sangat penting yaitu
sehubungan untuk memanfaatkan bahan alam yang ada untuk digunakan sebagai
bahan perkerasan jalan serta bagaimana cara membuat/memproses suatu bahan
olahan tertentu yang akan digunakan untuk membuat perkerasan jalan dengan
kualitas baik dan tahan lama.
Kerusakan struktural perkerasan jalan di Indonesia sering terjadi sebelum
umur layanan selesai. Kondisi ini memunculkan pertanyaan mendasar tentang
Universitas Sumatera Utara
bagaimana sesungguhnya pemberlakuan standar mutu perkerasan jalan tersebut
dimonitor dan dievaluasi. Hasil identifikasi menunjukkan kerusakan struktural
perkerasan jalan nasional dan propinsi banyak terjadi pada awal umur
pelayanannya karena ketidaktepatan prosedur (tatacara) pelaksanaan dan
pengawasan kualitasnya terhadap standar mutu yang digunakan. Secara umum,
jenis kerusakan struktural tersebut adalah: (i) permukaan perkerasan hasil
pembangunan jalan baru mengalami penurunan (ambles) dan bergelombang, dan
(ii) permukaan perkerasan hasil peningkatan dan pemeliharaan berkala mengalami
retak (cracking) dan berlubang (pothole).
Kerusakan hanya dievaluasi karena pengaruh air dan beban kendaraan
berlebih, sementara itu fakta di lapangan menunjukkan bahwa kegagalan
konstruksi jalan disebabkan tidak tercapainya kualitas pelaksanaan pekerjaan
sesuai standar mutu. Berdasarkan fakta tersebut, pertanyaan mendasar adalah
mengapa kegagalan mutu jalan terjadi dan bagaimana sesungguhnya kondisi
penerapan standar mutu jalan di Indonesia. Berbagai pengalaman empirik
menyatakan bahwa kegagalan mutu perkerasan jalan dapat disebabkan oleh
banyak hal, antara lain: (i) kesalahan perencanaan dan desain perkerasan; (ii)
ketidaksesuaian pelaksanaan konstruksi perkerasan terhadap spesifikasi teknis;
(iii) ketidaksesuaian laporan administrasi proyek terhadap fakta lapangan; dan (iv)
ketidaktepatan pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan terhadap standar mutu
yang digunakan.
Collections
- Undergraduate Theses [1513]