Show simple item record

dc.contributor.advisorMuis, Zulkarnain Abdul
dc.contributor.authorAfrijal, Afrijal
dc.date.accessioned2022-12-30T03:17:17Z
dc.date.available2022-12-30T03:17:17Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/79360
dc.description.abstractPelapisan ulang / lapis tambah (overlay) merupakan salah satu alternatif peningkatan (betterment) pada ruas jalan yang mencapai kondisi kritis atau failure karena tidak membutuhkan biaya (cost) yang cukup besar. Pelapisan ulang bertujuan untuk mengembalikan kekuatan perkerasan sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna jalan. Salah satu bahan penambahan tersebut adalah lapisan beraspal (AC). Perencanaan yang tidak tepat akan menyebabkan jalan cepat rusak (under design) atau menyebabkan konstruksi tidak ekonomis (over design) sehingga mempengarhi kinerja perkerasan itu sendiri baik dari segi struktural maupun fungsional. Metoda perencanaan yang dibahas dalam tugas akhir ini yaitu AUSTROADS, AASHTO dan Asphalt Institute. Ketiga metoda tersebut dipilih karena adanya perbedaan konsep dalam merencanakan tebal overlay diantaranya beban lalu lintas (CESA), kondisi permukaan perkerasan, CBR-value, lendutan/load transfer dan sebagainya. Dari hasil perhitungan menunjukkan perbedaan nilai ESAL yang sangat signifikan mempengaruhi kepada ketebalan overlay (cm). Metoda AUSTROADS cenderung memiliki ketebalan yang sama pada setiap nilai ESAL karena pada nomogram hasil yang ditunjukkan selalu dibawah ketebalan yang disarankan (Tmin = 10 cm). Metoda AASHTO menunjukkan perbedaan ketebalan overlay yang variatif karena AASHTO dalam perencanaannya lebih banyak menggunakan parameter disain dalam menentukan tebal overlay sehingga hasilnya lebih akurat. Dan Metoda Asphalt Institute, dari hasil perhitungan dan nomogram menunjukkan nilai tebal overlay rata-rata tinggi yaitu > 20 cm untuk setiap desain ESAL. Oleh sebab itu, untuk metoda Asphalt Institute walaupun tebal overlay > 20 cm (mengingat tidak ekonomis / under-over design) diambil tebal keseragaman yaitu 20 cm. Dengan demikian dari ketiga metoda diatas, Metoda AASHTO-lah yang lebih akurat dan ekonomis dalam menentukan tebal lapis tambah (overlay) karena lebih banyak menggunakan parameter-parameter desain perencanaan dibandingkan dengan metoda lain. Metoda AASHTO sangat lazim digunakan dan cocok dengan kondisi di Indonesia untuk desian perencanaan perkerasan jalan, baik lentur maupun kaku.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleKajian Metoda Perencanaan Pelapisan Ulang Campuran Beraspal (AC) di atas Perkerasan Betonen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM050404042
dc.identifier.nidnNIDN0026035605
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages158 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record