dc.description.abstract | Pelapisan ulang / lapis tambah (overlay) merupakan salah satu alternatif
peningkatan (betterment) pada ruas jalan yang mencapai kondisi kritis atau failure
karena tidak membutuhkan biaya (cost) yang cukup besar. Pelapisan ulang
bertujuan untuk mengembalikan kekuatan perkerasan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna jalan. Salah satu bahan
penambahan tersebut adalah lapisan beraspal (AC). Perencanaan yang tidak tepat
akan menyebabkan jalan cepat rusak (under design) atau menyebabkan konstruksi
tidak ekonomis (over design) sehingga mempengarhi kinerja perkerasan itu
sendiri baik dari segi struktural maupun fungsional.
Metoda perencanaan yang dibahas dalam tugas akhir ini yaitu
AUSTROADS, AASHTO dan Asphalt Institute. Ketiga metoda tersebut dipilih
karena adanya perbedaan konsep dalam merencanakan tebal overlay diantaranya
beban lalu lintas (CESA), kondisi permukaan perkerasan, CBR-value,
lendutan/load transfer dan sebagainya.
Dari hasil perhitungan menunjukkan perbedaan nilai ESAL yang sangat
signifikan mempengaruhi kepada ketebalan overlay (cm). Metoda AUSTROADS
cenderung memiliki ketebalan yang sama pada setiap nilai ESAL karena pada
nomogram hasil yang ditunjukkan selalu dibawah ketebalan yang disarankan
(Tmin = 10 cm). Metoda AASHTO menunjukkan perbedaan ketebalan overlay
yang variatif karena AASHTO dalam perencanaannya lebih banyak menggunakan
parameter disain dalam menentukan tebal overlay sehingga hasilnya lebih akurat.
Dan Metoda Asphalt Institute, dari hasil perhitungan dan nomogram menunjukkan
nilai tebal overlay rata-rata tinggi yaitu > 20 cm untuk setiap desain ESAL. Oleh
sebab itu, untuk metoda Asphalt Institute walaupun tebal overlay > 20 cm
(mengingat tidak ekonomis / under-over design) diambil tebal keseragaman yaitu
20 cm. Dengan demikian dari ketiga metoda diatas, Metoda AASHTO-lah yang
lebih akurat dan ekonomis dalam menentukan tebal lapis tambah (overlay) karena
lebih banyak menggunakan parameter-parameter desain perencanaan
dibandingkan dengan metoda lain. Metoda AASHTO sangat lazim digunakan dan
cocok dengan kondisi di Indonesia untuk desian perencanaan perkerasan jalan,
baik lentur maupun kaku. | en_US |