Studi Identifikasi Penanggulangan Banjir dan Desain Drainase Kota Sibolga
Abstract
Kota Sibolga terletak di Teluk Tapian Nauli membentang secara geografis
wilayah Kota Sibolga berada pada garis 01o 44” Lintang Utara dan 98o 47” Bujur
Timur yang menbujur sepanjang pinggiran pantai arah selatan ke utara ditepi
Pantai Barat Pulau Sumatera bagian Utara. Luas wilayah Kota Sibolga adalah
3.536 Ha yang terdiri dari daratan seluas 1.364.99 Ha.
Studi identifikasi penanggulangan banjir dan rencana desain drainase
menganalisa debit banjir rencana periode ulang 10 tahunan dan 20 tahunan,
analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar
hujan baik yang manual maupun yang otomatis. Analisa frekuensi ini didasarkan
pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas
besaran hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan
masa lalu. Data curah hujan yang diperoleh dari Badan Metreologi Dan Geofisika
Stasiun Bandar Udara Pinang Sori selama 12 tahun terakhir akan dilakukan uji
kelayakan probabilitas hujan periode ulang sepuluh tahunan dengan Metode
Distribusi Normal = 228.54 mm, Distribusi Log Normal = 233.78 mm,
Distribusi Log Person III = 235.54 mm, Distribusi Gumbel =252.18 mm. Untuk
probabilitas hujan periode ulang 20 tahunan dicantumkan sebagai berikut:
Distribusi Normal = 245.66 mm, Distribusi Log Normal = 259.40 mm, Distribusi
Log Person III = 274.59 mm, Distribusi Gumbel = 287 mm.
Upaya Penanggulangan banjir di daerah perkotaan dengan memperbesar
dimensi saluran untuk menampung debit yang telah direncanakan. Salah satu
contoh Sub drainase F.L. Tobing memotong Yos Sudarso diperoleh
QRencana = 3.513 m3/det lebih besar dari hasil QKapasitas = 3.285 m3/det.
Permasalahan drainase perkotaaan khususnya di daerah pantai bukanlah
persoalan yang sederhana, banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan antara lain, pertambahan debit banjir akibat perubahan tata guna
lahan, penyempitan dan pendangkalan saluran akibat desakan permukiman dan
endapan sedimen, reklamasi pantai, permasalahan sampah, dan pasang surut.
Perubahan tata guna lahan yang selalu menjadi perkembangan kota akan
meningkatkan peningkatan aliran permukaan dan debit puncak banjir. Prioritas
penanganan masalah drainase ditentukan juga berdasarkan perilaku tindakan cepat
dan manfaat pembangunan. Biasanya daerah kumuh dan yang paling banyak
mengalami kerugian akibat genangan air hujan juga mendapat prioritas utama dan
diharapkan menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah.
Collections
- Undergraduate Theses [1513]