Evaluasi Tebal Lapis Tambah (Overlay) dengan Metoda Bina Marga dan Asphalt Institute Menggunakan Alat Benkelman Beam (Study Kasus: Jalan Lintas Bireuen – Lhokseumawe)
Abstract
Tebal lapis tambah (overlay) merupakan lapis perkerasan tambahan yang
dipasang di atas konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan
kekuatan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang
direncanakan selama kurun waktu yang akan datang. Penelitian ini merupakan studi
kasus yang dilakukan pada jalan lintas Bireuen – Lhokseumawe, dengan
menggunakan metode bina marga dan asphalt institute dan pengetesan dilakukan
dengan memakai alat Benkelman beam. Evaluasi terhadap tebal lapis tambah
terutama dilakukan agar dapat lebih baik dalam meningkatkan fungsi atau
menambah perkerasan terhadap devesiensi structural.
Dalam penelitian ini seksi jalan yang akan dibahas adalah pada stasioning
(254+000 – 258+000) dan (259+000 - 264+000), karena pada stasioning tersebut
memiliki beban puncak maksimum / kritis. Stasioning ini dibagi kedalam empat
segmen yaitu segmen pertama sta KM.(254+000-256+000), segmen kedua Sta
KM.(256+200 – 258+000), segmen ketiga Sta KM.(259+000 – 261+200), dan
segmen keempat Sta KM.(261+400 – 264+000). Pembagian segmen ini dilakukan
untuk mendapatkan keseragaman lendutan balik.
Hasil pengujian dengan Metode Bina Marga diperoleh segmen I(9.789 cm),
segmen II(10.479 cm), segmen III (11.045 cm), dan segmen IV(11.123 cm),
sedangkan Asphalt Institute diperoleh segmen I(11.250 cm), segmen II(11.875 cm),
segmen III (12.015 cm), dan segmen IV(13.125 cm). Dari perolehan hasil diatas
maka dapat disimpulkan bahwa Metode Asphalt Institute dalam perencanaan tebal
lapis tambah (overlay) pada perencanaan jalan di Indonesia tidak ekonomis
digunakan karena terlalu tebal. Hal ini berbeda dengan Metode Bina Marga, metode
ini lebih ekonomis digunakan di Indonesia karena tingkat ketebalannya sesuai
digunakan pada perencanaan tebal lapis tambah (overlay)
Collections
- Undergraduate Theses [1513]