Show simple item record

dc.contributor.advisorLubis, Bachrian
dc.contributor.advisorKadreni, Emilia
dc.contributor.authorGhafur, Abdul
dc.date.accessioned2022-12-30T10:33:14Z
dc.date.available2022-12-30T10:33:14Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/79445
dc.description.abstractBeton merupakan bahan campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus, air dan dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture) dengan perbandingan tertentu yang akan membentuk beton segar. Bahan-bahan penyusun beton mudah diperoleh dari alam dan tersedia cukup banyak kecuali semen. Untuk itu perlu adanya variasi beton sesuai dengan kebutuhan dilapangan, salah satunya penggunaan bahan tambah Abu Ampas Tebu (AAT). AAT yang digunakan berasal dari Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) diharapkan mampu sebagai bahan bahan tambah dalam campuran beton dan sekaligus dapat memperbaiki sifat-sifat beton. Pada penelitian ini, mutu beton yang direncanakan adalah K-300 pada umur 28 hari dan faktor air semen tetap sebesar 0,46. Menggunakan material batu pecah (ukuran max ¢ 40mm) dan pasir (ukuran max ¢ 5mm) yang berasal dari daerah Binjai. Semen yang digunakan semen Padang Portland Tipe I (1 zak =50 kg). Komposisi AAT yang ditambahkan pada campuran beton adalah sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen. Standar pengujian adalah ASTM. Perawatan beton dengan cara perendaman dalam air untuk silinder. Pengujian kuat tekan silinder beton dilakukan pada umur 7 dan 28 hari, masing-masing 3 buah benda uji untuk setiap variasi beton yang berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm sedangkan 1 buah pelat beton tanpa tulangan (polos) yang berdimensi (100 x 100 x 8) cm pada masing-masing variasi untuk pengujian pola retak beton pada umur 90 hari. Benda uji pelat beton diletakkan diruang terbuka tanpa perawatan, terkena panas dan hujan. Nilai ekonomis tidak diperhitungkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan AAT pada campuran beton dapat menurunkan nilai slump yaitu sebesar 6,06% pada penambahan AAT 5%, 12,88% pada penambahan AAT 10% dan 24,24% pada penambahan AAT 15%. Semakin besar kadar AAT yang digunakan maka nilai slump semakin kecil. Hasil pengujian kuat tekan silinder beton menunjukkan penurunan kuat tekan beton pada penambahan AAT 5%, 10% dan 15% masing-masing sebesar 5,56%, 10,68% dan16,59% dari kuat tekan beton normal. Terjadi pengurangan jumlah, panjang dan lebar retak pada pelat beton seiring penambahan kadar AAT. Berdasarkan hasil penelitian kuat tekan silinder beton dapat disimpulkan bahwa AAT tidak layak digunakan sebagai bahan tambah untuk campuran beton.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titlePengaruh Penggunaan Abu Ampas Tebu terhadap Kuat Tekan dan Pola Retak Beton (Kajian Eksperimental)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM040404001
dc.identifier.nidnNIDN0006024801
dc.identifier.nidnNIDN0012107401
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages131 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record