dc.description.abstract | Kondisi jalan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara masih banyak
mengalami kerusakan dini. Salah satu penyebabnya adalah perkerasan jalan dengan
bahan konstruksinya campuran beraspal yang tidak memenuhi spesifikasi disebabkan
oleh pekerjaan konstruksi jalan tidak sesuai dengan spesifikasi. Maka, dilakukan
evaluasi kriteria penerimaan campuran beraspal lapis permukaan pada pekerjaan
konstruksi jalan dengan mengontrol kualitasnya.
Kontrol kualitas merupakan parameter evaluasi dengan pemeriksaan kembali
yang bertujuan mengetahui kriteria penerimaan campuran beraspal dengan indikator
teknis, yaitu tingkat kepadatan dalam persen, yang merupakan perbandingan antara
kepadatan lapangan dan kepadatan laboratorium dengan menggunakan metode
statistik pada kriteria penerimaan spesifikasi. Agar spesifikasi yang telah menjadi
standarisasi teknis dalam pekerjaan jalan dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama.
Metode statistik yang digunakan pada pengujian kriteria penerimaan
kepadatan adalah distribusi normal dan distribusi t. Kedua metode tersebut dipilih
karena adanya perbedaan konsep/parameter perencanaan dalam menentukan
pengujian hipotesis terhadap rata – rata dan pengujian terhadap sampel minimum.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode statistik, terlihat jelas
bahwa pengujian hipotesis terhadap rata – rata kepadatan dengan n = 6 adalah
µ ≤ µ 0 = 97.33%≤ 98%. Jika pekerjaan konstruksi jalan harus memenuhi spesifikasi
sesuai dengan kriteria penerimaan Rc = ( x - ks ) ≥ L, maka seharusnya
x ≥ L = x ≥ 98% atau L≤ 98%. Karena spesifikasi AASHTO menerapkan batas
kontrol kualitas rata – rata kepadatan adalah 90 % lebih kecil dari 98 % rata – rata
kepadatan spesifikasi jalan Bina Marga Versi Desember 2006. Untuk pengujian
kepadatan terhadap sampel minimum, hasil perhitungan metode distribusi t,
LCL=92.27%, UCL=101.8%, diperoleh 92.27% ≤ x ≤101.8% . Karena n ≤ 30, maka
digunakan metode t sebagai penerimaan sampel, sehingga nilai x untuk 3 – 4 sampel
perpengujian harus di atas 92.27% atau 95% dapat diterima sebagai sampel
minimum. Semakin besar nilai rata – rata batas spesifikasi, semakin besar pula nilai
sampel minimum jika diambil perpengujian atau per lot. | en_US |