dc.description.abstract | Stabilisasi merupakan upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki
kualitas material agar dapat memenuhi standart yang ditetapkan. Stabilisasi dapat
dilakukan secara mekanik, kimia maupun campuran. Tanah yang akan digunakan
sebagai lapisan tanah dasar (subgrade ) untuk jalan raya harus memenuhi syarat –
syarat teknis tertentu, tanah yang terdapat dilapangan bersifat sangat lepas, atau
bersifat sangat mudah tertekan, mempungyai indeks konsistensi yang tidak sesuai,
atau mempunyai nilai permeabilitas yang terlalu tinggi, maka tanah tersebut harus
distabilisasi.
Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan
stabilisasi. Stabilisasi kapur tidak dianjurkan untuk tanah berpasir tanpa butiran
halus dan tidak efektif untuk tanah lanau. Sementara garam (Kalsium klorida)
dikarenakan mudahnya luruh dalam tanah, maka perawatan dengan garam harus
diulang setiap tahun, dan stabilisasi dengan semen bila ditambah dengan senyawa
alkali atau alkali hidroksida akan meningkatkan kekuatan tanah semen.
Pada struktur perkerasan yang telah mengalami kegagalan, perbaikan
yang umum adalah pelapisan ulang (overlay), atau membongkar lapisan beraspal
lama yang diiikuti dengan perbaikan dan penambahan lapis pondasi serta memberi
lapis beraspal baru sebagai penutupnya, yang memerlukan material baru yang
kualitasnya harus lebih baik dari yang lama. Teknologi daur ulang dapat
memanfaatkan kembali material yang lama dan dapat mempertahankan elevasi
jalan raya. Teknologi daur ulang (recycling) menggunakan metode foam bitumen
dan deep lift sangat membantu dalam pemanfaatan kembali bahan yang telah ada
sehingga sangat ramah lingkungan. Teknologi ini juga dapat dilakukan di tempat
maupun di pabrik, tergantung kondisi pelaksanaannya. | en_US |