Show simple item record

dc.contributor.advisorSurbakti, Medis Sejahtera
dc.contributor.authorMuhammad, Ryan
dc.date.accessioned2022-12-31T16:00:12Z
dc.date.available2022-12-31T16:00:12Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/79497
dc.description.abstractDengan dibukanya tol Cipularang, frekuensi mobilitas Bandung – Jakarta semakin bertambah dan semakin terbuka peluang bisnis bagi moda-moda transportasi yang melalui tol tersebut seperti moda shuttle service yang semakin menjamur sejak waktu tempuh Bandung – Jakarta semakin cepat. Tidak dipungkiri bahwa dengan pengaktifan tol Cipularang keberadaan moda kereta api terancam dengan dileburnya KA Parahyangan dan KA Argo Gede pada tahun 2010. Tujuan dari studi ini adalah untutk mendefinisikan karakteristik pengguna moda shuttle service dan kereta api. Tujuan lainnya adalah memodelkan pemilihan moda antar keduanya dan menguji sensitivitas pelaku perjalan apabila dirubah salah satu atributnya. Dalam studi ini, digunakan metode stated preferenced. Stated Preference adalah sebuah pendekatan dengan menyampaikan pernyataan pilihan (option) berupa suatu hipotesa untuk dinilai oleh responden. Dengan meggunakan teknik stated preference, peneliti dapat mengontrol secara penuh faktor-faktor yang ada pada situasi yang dihipotesis. Data stated preference yang diperoleh dari responden selanjutnya dianalisa untuk mendapatkan suatu model berupa formulasi yang mencerminkan utilitas individu dalam perjalanannya , dimana model pemilihan moda dipengaruhi oleh faktor sosio ekonomi dan faktor atribut pelayanan yang diberikan oleh masing-masing moda seperti faktor biaya, waktu tempuh, frekuensi perjalanan, kenyamanan, dan waktu tempuh menuju titik keberangkatan.Untuk menentukan fungsi utilitas guna peramalan model dalam memenuhi permintaan pelaku perjalanan berdasarkan karakteristik pelaku perjalanan digunakan analisa regresi dengan bantuan program SPSS. Hasil analisa yang diperoleh adalah : (USS – UKA) = 0.854+0,00004622x1+ 0,539x2+0,944x3+ 0,025x4+ 0,036x5 Dengan X1 (atribut biaya), X2 (atribut waktu tempuh), X3 (atribut frekuensi keberangkatan), X4 (atribut kenyamanan), X5 (atribut waktu tempuh menuju titik keberangkatan). Hasil akhir yang telah teruji secara hipotesa, signifikan, dan uji t didapat bahwa jumlah pengguna shuttle service dipengaruhi oleh frekuensi keberangkatan (headway), dan jumlah pengguna kereta api dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan. Untuk probabilitas didapatkan shuttle service sebagai moda terpopuler dengan 70,4%. Model pemilihan moda yang telah didapat tidak terlalu bagus karena memilik nilai R2 kurang dari 50% yaitu 19,6% untuk moda shuttle service dan kereta api.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectStated Preferenden_US
dc.subjectShuttle Serviceen_US
dc.titleAnalisa Pemilihan Moda Antara Shuttle Service dan Kereta Api dengan Menggunakan Metode Stated Preferenced (Studi Kasus : Bandung – Jakarta).en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070404165
dc.identifier.nidnNIDN0014097101
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages199 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record