dc.description.abstract | Masalah kerusakan jalan merupakan masalah yang seakan tidak ada habisnya,
yang selalu dihadapi oleh setiap negara. Di Indonesia, kerusakan dengan berbagai
jenis dan tingkatannya sangat sering dijumpai di berbagai daerah.Sementara di lain
pihak, dana yang dianggarkan oleh pemerintah untuk perbaikan jalan adalah sangat
terbatas. Adanya keterbatasan dana, ditambah lagi dengan banyaknya ruas jalan yang
harus diperbaiki membuat perlunya dicari alternatif perbaikan yang dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan dana yang sangat terbatas tersebut untuk
memperbaiki kondisi kerusakan jalan. Salah satu metode alternatif yang dapat
digunakan adalah dengan menggunakan teknologi daur ulang untuk menghasilkan
lapis pondasi perkerasan daur ulang yang distabilisasi dengan semen (CTRB). Dengan
teknik ini, material perkerasan jalan yang telah rusak diolah kembali untuk digunakan
sebagai material lapis pondasi daur ulang (CTRB) pada pekerjaan perbaikan jalan.
Analisa terhadap Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dari 2 jenis tipikal
penanganan rehabilitasi jalan yang digunakan oleh Dinas Bina Marga dilakukan untuk
membandingkan teknik yang paling ekonomis diantara teknik rehabilitasi
konvensional dengan teknik rehabilitasi yang menggunakan teknik daur ulang.
Analisa dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Panduan Analisa
Harga Satuan Pekerjaan Pendukung Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006. Analisa
dilakukan pada contoh kasus penanganan yang dilakukan pada pekerjaan peningkatan
jalan proinsi ruas jalan jurusan Pal XI – Aek Godang Kabupaten Tapanuli Selatan
sepanjang 3,75 km yang disimulasikan kembali pada 3 kondisi tipikal penanganan
yang umumnya digunakan oleh Dinas Bina Marga, yaitu perawatan berkala (IRI = 4
s/d 8), pekerjaan peningkatan (IRI = 8 s/d 12) dan pekerjaan rehabilitasi/rekonstruksi
(IRI>12).
Dari hasil analisa Rancangan anggaran Biaya (RAB), diperoleh hasil bahwa
pada tipikal penanganan untuk pekerjaan perawatan berkala, teknik daur ulang tidak
memberikan efisiensi biaya seperti yang diharapkan karena pada tipikal penanganan
tersebut, perkerasan daur cenderung menjadi over desain akibat adanya batas tebal
minimum lapis CTRB. Sementara pada tipikal penanganan untuk pekerjaan
peningkatan dan pekerjaan rehabilitasi/rekonstruksi, penggunaan teknik daur ulang
sebagai alternatif perbaikan jalan mampu memberikan efisiensi biaya berturut-turut
25% dan 15% apabila dibandingkan dengan metode konvensional. | en_US |