Show simple item record

dc.contributor.advisorMuis, Zulkarnain Abdul
dc.contributor.authorHasibuan, Wahyudin
dc.date.accessioned2023-01-02T01:52:28Z
dc.date.available2023-01-02T01:52:28Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/79543
dc.description.abstractMasalah kerusakan jalan merupakan masalah yang seakan tidak ada habisnya, yang selalu dihadapi oleh setiap negara. Di Indonesia, kerusakan dengan berbagai jenis dan tingkatannya sangat sering dijumpai di berbagai daerah.Sementara di lain pihak, dana yang dianggarkan oleh pemerintah untuk perbaikan jalan adalah sangat terbatas. Adanya keterbatasan dana, ditambah lagi dengan banyaknya ruas jalan yang harus diperbaiki membuat perlunya dicari alternatif perbaikan yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan dana yang sangat terbatas tersebut untuk memperbaiki kondisi kerusakan jalan. Salah satu metode alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan teknologi daur ulang untuk menghasilkan lapis pondasi perkerasan daur ulang yang distabilisasi dengan semen (CTRB). Dengan teknik ini, material perkerasan jalan yang telah rusak diolah kembali untuk digunakan sebagai material lapis pondasi daur ulang (CTRB) pada pekerjaan perbaikan jalan. Analisa terhadap Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dari 2 jenis tipikal penanganan rehabilitasi jalan yang digunakan oleh Dinas Bina Marga dilakukan untuk membandingkan teknik yang paling ekonomis diantara teknik rehabilitasi konvensional dengan teknik rehabilitasi yang menggunakan teknik daur ulang. Analisa dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Panduan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pendukung Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006. Analisa dilakukan pada contoh kasus penanganan yang dilakukan pada pekerjaan peningkatan jalan proinsi ruas jalan jurusan Pal XI – Aek Godang Kabupaten Tapanuli Selatan sepanjang 3,75 km yang disimulasikan kembali pada 3 kondisi tipikal penanganan yang umumnya digunakan oleh Dinas Bina Marga, yaitu perawatan berkala (IRI = 4 s/d 8), pekerjaan peningkatan (IRI = 8 s/d 12) dan pekerjaan rehabilitasi/rekonstruksi (IRI>12). Dari hasil analisa Rancangan anggaran Biaya (RAB), diperoleh hasil bahwa pada tipikal penanganan untuk pekerjaan perawatan berkala, teknik daur ulang tidak memberikan efisiensi biaya seperti yang diharapkan karena pada tipikal penanganan tersebut, perkerasan daur cenderung menjadi over desain akibat adanya batas tebal minimum lapis CTRB. Sementara pada tipikal penanganan untuk pekerjaan peningkatan dan pekerjaan rehabilitasi/rekonstruksi, penggunaan teknik daur ulang sebagai alternatif perbaikan jalan mampu memberikan efisiensi biaya berturut-turut 25% dan 15% apabila dibandingkan dengan metode konvensional.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleAnalisa Perbandingan Rancangan Anggaran Biaya Perkerasan Daur Ulang dengan Perkerasan Konvensional (Studi Kasus : Jln Pal XI – Aek Godang)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM030404039
dc.identifier.nidnNIDN0026035605
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages112 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record