Analisa Sambungan Balok dengan Kolom Menggunakan Sambungan Baut Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Dibandingkan dengan PPBBI 1983
View/ Open
Date
2011Author
Situmorang, Grace Nenta T
Advisor(s)
Barus, Sanci
Metadata
Show full item recordAbstract
Sambungan berguna untuk memindahkan gaya dari satu elemen ke elemen
lainnya. Sambungan harus mampu memikul gaya yang dipindahkannya beserta
gaya sekunder yang ditimbulkannya. Alat sambung memindahkan gaya melalui
elemen penyambung serta meneruskannya ke elemen lain. Indonesia merupakan
negara yang berada pada daerah rawan gempa sehingga konstruksi bangunan
harus direncanakan untuk dapat memikul beban gempa sehingga menjadi
bangunan yang layak secara struktural. Oleh karena itu, sambungan yang
merupakan hal penting dalam perencanaan konstruksi baja juga harus
direncanakan dengan dengan baik sehingga saat gempa terjadi pelelehan tidak
terjadi pada sambungan. Perencanaan konstruksi baja mengalami beberapa
perubahan yang hal ini telah diatur dalam peraturan terbaru yakni Tata Cara
Perencanaan Bangunan Tahan Gempa untuk Struktur Baja SNI 03-1729-2002, di
mana sebelumnya diatur dalam Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
1983 (PPBBI 1983).
Adapun tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui efisiensi
sambungan baut pada hubungan balok kolom berdasarkan SNI 03-1729-2002 dan
dibandingkan dengan PPBBI 1983. Profil yang digunakan baik untuk balok dan
kolom adalah profil WF. Mutu profil yang digunakan adalah ASTM A36
sedangkan untuk mutu pelat penyambung adalah BJ55. Baut yang digunakan
adalah baut mutu tinggi. Mutu baut sebagai alat penyambung adalah A325.
Dari hasil perhitungan berdasarkan diperoleh SNI 03-1729-2002 diperoleh
bahwa jumlah baut (n) yang digunakan adalah 6 baut dan tebal pelat penyambung
( tp) adalah 50 mm. Sedangkan berdasarkan PPBBI 1983 diperoleh jumlah baut
(n) yang digunakan adalah 8 baut dan tebal pelat penyambung (tp) adalah 30 mm,
Collections
- Undergraduate Theses [1513]