Analisa Perhitungan Konstruksi Beton Bertulang Berdasarkan Metode Kekuatan Batas (Ultimate Design) dan Metode Elastis Design
Abstract
Perlu disadari bahwa suatu peraturan bangunanan bukan hanya diperlukan sebagai
petunjuk praktis yang disarankan untuk dilaksanakan, bukan hanya merupakan buku
pegangan pelaksanaan, bukan pula dimaksudkan untuk menggantikan pengetahuan,
pertimbangan teknik, serta pengalaman-pengalaman di masa lalu. Suatu peraturan
bangunan jadi pedoman pihak perencana untuk menghasilkan struktur bangunan yang
ekonomis dan yang lebih, adalah aman. Baik dari perhitungan maupun teknik pelaksanaan
struktur perlu diperhatikan demi kelancaran pelaksanaan, keefektifan, dan mutu yang
dihasilkannya. Inilah yang mendorong penulis memilih topik pembahasan dalam tugas
akhir ini.Topik bahasan ini dititikberatkan pada perencanaan konstruksi beton bertulang
khususnya pada balok dan kolom pada gedung perkantoran 6 (enam) lantai. Tujuan
penulisan tugas akhir ini adalh untuk membandingkan hasil perencanaan struktur beton
bertulang yang mengacu pada PBI 1971 dan SK SNI 03-2847-2002 yang merupakan
peraturan terbaru di Indonesia.
Metode penulisan dalam tugas akhir ini secara garis besar berupa: Studi literatur
(Studi kepustakaan), pemodelan dengan mengambil contoh, dan dari pemodelan tersebut
dibandingkan hasil perencanaannya.
Dari hasil perencanaan didapatkan: 1) Metode perencanaan elastis didasarkan pada
anggapan bahwa sifat dan prilaku beton bertulang dianggap sama dengan baja; 2) Pada
metode kekuatan batas (ultimate design) menganggap bahwa beton bertulang sebagai
bahan yang bersifat tidak serba sama (non homogen) dan tidak sepenuhnya elastis; 3)
Langkah-langkah perencanaan balok dan kolom untuk masing-masing peraturan.
Kesimpulan: 1) Perhitungan penulangan balok pada SK SNI 03-2847-2002 lebih efisien
42,44% dibandingkan dengan PBI 1971; 2) Perhitungan penulangan kolom pada PBI 1971
lebih efisien 38,85% dibandingkan dengan SK SNI 03-2847-2002, hal ini dikarenakan
pada peraturan yang baru ini, perhitungan penulangan kolom dan tulangan geser lebih
daktail bila dibandingkan dengan peraturan yang lama; 3) SK SNI 03-2847-2002
memberikan perubahan dan tambahan standard perencanaan struktur terhadap peraturan
lama, khususnya PBI 1971. Dari penyusunan tugas akhir ini, SK SNI 03-2847-2002
memberikan hasil dimensi yang lebih ekonomis dari Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971 untuk balok.
Disarankan agar: 1)hendaknya setiap peraturan yang baru yang telah diterbitkan
hendaknya dimasyarakatkan oleh pemerintah kepada para pelaksana pembangunan,
termasuk kepada mahasisiwa melalui berbagai penyuluhan akan pentingnya penerapan
peraturan baru yang telah diterbitkan; 2) Pembaharuan tersebut semata-mata bukan hanya
untuk keuntungan beberapa pihak, akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya
mengimbangi pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
yang berkaitan dengan struktur beton bertulang.
Collections
- Undergraduate Theses [1513]