Evaluasi Sistem Drainase di Kawasan Jalan Jati Pancuran Bambu Kecamatan Sibolga Sambas Kota Sibolga.
Abstract
Drainase merupakan sarana dan prasarana untuk mengalirkan air hujan
dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah
kondisi dari keadaan di kawasan jalan Jati Kelurahan Pancuran Bambu
Kecamatan Sibolga Sambas Kota Sibolga. Dipilihnya lokasi ini karena hampir
setiap tahun pada musim penghujan air meluap dari saluran drainase, sehingga
terjadi genangan air bahkan sering terjadi banjir yang mengganggu aktivitas
masyarakat. Secara sekilas kondisi eksisting saluran drainase yang terdapat
dilokasi studi memang kurang cukup memadai. Studi identifikasi
penanggulangan banjir dan rencana desain drainase menganalisa debit banjir
rencana periode ulang 10 tahunan dan 20 tahunan, analisis frekuensi diperlukan
seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar hujan baik yang manual
maupun yang otomatis. Analisa frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik
data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan
yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu.
Data curah hujan yang diperoleh dari Badan Metreologi Dan Geofisika
Stasiun Bandar Udara Pinang Sori selama 12 tahun terakhir akan dilakukan uji
kelayakan probabilitas hujan periode ulang sepuluh tahunan dengan Metode
Distribusi Normal = 228.54 mm, Distribusi Log Normal = 233.78 mm,
Distribusi Log Person III = 235.54 mm, Distribusi Gumbel =252.18 mm.
Untuk probabilitas hujan periode ulang 20 tahunan dicantumkan sebagai
berikut: Distribusi Normal = 245.66 mm, Distribusi Log Normal = 259.40
mm, Distribusi Log Person III = 274.59 mm, Distribusi Gumbel = 287 mm.
Upaya Penanggulangan banjir di daerah Jalan Jati dengan melakukan perbesaran dimensi saluran untuk menampung debit yang telah direncanakan,
pada saluran Sub Drainase jalan Jati diperoleh QRencana = 2.434 m3/det lebih
besar dari QKapasitas = 1.974 m3/det.
Permasalahan drainase perkotaaan khususnya di daerah pantai bukanlah
persoalan yang sederhana, banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan antara lain, pertambahan debit banjir akibat perubahan tata guna
lahan, penyempitan dan pendangkalan saluran akibat desakan permukiman dan
endapan sedimen, reklamasi pantai, permasalahan sampah, dan pasang surut.
Perubahan tata guna lahan yang selalu menjadi perkembangan kota akan
meningkatkan peningkatan aliran permukaan dan debit puncak banjir. Prioritas
penanganan masalah drainase ditentukan juga berdasarkan perilaku tindakan
cepat dan manfaat pembangunan. Biasanya daerah kumuh dan yang paling
banyak mengalami kerugian akibat genangan air hujan juga mendapat prioritas
utama dan diharapkan menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah.
Collections
- Undergraduate Theses [1513]