Show simple item record

dc.contributor.advisorDaud, Jeluddin
dc.contributor.authorSembiring, Raymond
dc.date.accessioned2023-01-03T02:41:00Z
dc.date.available2023-01-03T02:41:00Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/79791
dc.description.abstractAngkutan umum pedesaan adalah pelayanan angkutan penumpang yang melayani trayek dari dan ke terminal tipe C dengan pelayanan lambat, tetapi jarak pelayanan tidak ditentukan. Angkutan pedesaan sebagai bagian dari sistem transportasi pedesaan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat desa dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan desa pada umumnya. Angkutan pedesaan harus dapat mewujudkan tingkat pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan penumpang dan dapat menjamin keselamatan yang teratur, aman dan nyaman. Dari hasil analisa akan didapatkan jumlah armada optimum yang beroperasi setiap hari, sehingga bila diketahui jumlah armada yang ada dapat diketahui apakah perlu pengurangan atau penambahan jumlah armada yang beroperasi setiap hari. Metode pengambilan data dilakukan dengan survey langsung di lapangan dengan mengikuti kendaraan dan melakukan pengamatan di tempat pemberangkatan maupun di tempat tujuan yang diteliti. Metode yang digunakan untuk mengavaluasi kinerja angkutan pedesaan ini adalah berdasarkan standard World Bank studi dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Untuk menghitung jumlah armada optimum dilakukan berdasarkan metode Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Dari hasil tinjauan kinerja angkutan pedesaan diketahui nilai headway rata – rata trayek Kabanjahe – Berastagi 9,07 menit, Kabanjahe – Tigabinanga 13,78 menit, Kabanjahe – Munte 22,87 menit dan Kabanjahe – Merek 25,82 menit. Kecepatan perjalanan rata – rata trayek Kabanjahe – Berastagi 26,86 km/jam, Kabanjahe – Tigabinanga 28,35 km/jam, Kabanjahe – Munte 23,31 km/jam dan Kabanjahe – Merek 26,01 km/jam. Waktu perjalanan rata – rata Kabanjahe – Berastagi 45,12 menit, Kabanjahe – Tigabinanga 74,22 menit, Kabanjahe – Munte 61,54 menit dan Kabanjahe – Merek 60,02 menit. Waktu sirkulasi pengamatan rata – rata hasil pengamatan Kabanjahe – Berastagi 142,56 menit, Kabanjahe – Tigabinanga 213,95 menit, Kabanjahe – Munte 231,01 menit dan Kabanjahe – Merek 184,86 menit. Waktu sirkulasi pengamatan rata – rata masih jauh diatas waktu sirkulasi optimum, sehingga kinerjanya kurang baik. Nilai load factor Kabanjahe – Berastagi 61,19 %, Kabanjahe – Merek 67,53, Kabanjahe – Munte 80,22 % masih mendekati standard sehingga dianggap cukup baik sementara untuk trayek Kabanjahe – Tigabinanga 111,29 % menit jauh diatas standard. Jumlah armada optimum yang dibutuhkan dengan metode Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (berdasarkan waktu perjalanan) untuk trayek Kabanjahe – Berastagi masing – masing 17 kendaraan untuk periode pagi dan 18 kendaraan siang sementara untuk periode sore 15 kendaraan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectheadwayen_US
dc.subjectload factoren_US
dc.subjectKinerjaen_US
dc.subjectAngkutan Pedesaanen_US
dc.titleTinjauan Kinerja Angkutan Pedesaan dari dan Ke Kabanjahe.en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM060404004
dc.identifier.nidnNIDN8804950017
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages85 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record