dc.description.abstract | Stabilisasi merupakan salah satu cara yang banyak dilakukan untuk
perbaikan tanah (soil reinforcement). Stabilisasi yang biasa digunakan adalah
compaction dan menggunakan bahan pencampur (admixture) seperti semen, fly
ash, bitumen, dan kapur. Abu ampas tebu adalah limbah boiler hasil penggilingan
yang jumlahnya berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal dan terbuang
sia-sia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kuat daya
dukung tanah yang dicampur dengan semen dan abu ampas tebu. Penelitian ini
dilakukan bersamaan dengan penelitian kuat tekan bebas dengan campuran abu
sekam padi dan semen oleh Fadilla (2014) dan kuat tekan bebas dengan campuran
abu cangkang sawit dan semen oleh Sinaga (2014). Penelitian ini dilakukan
dengan pengambilan sampel dimana sampel tanah asli merujuk pada penelitian
Fadilla (2014) dan melakukan uji laboratorium untuk mengetahui nilai index
properties dan engineering properties menggunakan uji UCT (Unconfined
Compression Test).
Dari penelitian ini diperoleh bahwa sampel tanah memiliki kadar air
20,41%, berat jenis tanah 2,65 dan termasuk pada lempung tak berorganik, berat
isi 1,24 gr/cm³, batas cair 44,23 dan indeks plastisitas 29,85. Berdasarkan
klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis CL (Clay – Low
Plasticity) sedangkan berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut
termasuk dalam jenis A-7-6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: penambahan semen dan abu ampas
tebu pada tanah lempung dengan waktu pemeraman 7 hari (curing) dapat
menurunkan batas cair menjadi 20,71 dan indeks plastisitas 7,04. Dengan
bertambahnya persentase abu ampas tebu, kepadatan maksimum meningkat dan
dicapai nilai maksimum pada persentase abu ampas tebu 9%. Dengan naiknya
kadar abu ampas tebu , kuat tekan bebas selalu naik sampai dengan kadar abu
12% dengan prosentase kenaikan 61,80% kemudian menurun dan konstan pada
kadar abu yang lebih tinggi 13% (53,88%) dan 14% (55,46%). | en_US |