Perbandingan Indeks Skor Gerakan Dinding dan Indeks Performa Miokardium sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor selama Dirawat di Rumah Sakit pada Pasien Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Abstract

Background: Echocardiography measurcment hasbeenconsidered for predicting outcorne in patients rvith acute ST-elevation Myocardial Infarction (STEMI). Wall Motion Score Index (WMSI) and Myocardial Perfornance Index (lvIPI) have prognostic value when assessed early on admission in myocardial infarction. In this study, echocardiographic variables including WMSI and MPI ate evaluated for independent role in predicting early in-hospital mayor adverse cardiac event (MACE) in patients with acute STEMI.

Method: Echocardiograms, including the assessment of WMSI and MPI were performed in 56 patients with STEMI within 24 hours after admission. Patients were followed during hospitalization for occurrence of MACE. MACE was defined as heart failure, ventricular anhythmia, cardiogenic shock and death. Multivariate logistic regression analysis was performed to select independent predictor of in-hospital MACE.

Result: MACE occurred in 29 (52%) of patients. WMSI > 2 was the strongest predictor for in-hospital MACE (Odds Ratio 11,83; 95%Cl 1,89-73,84). Followed by ejection fraction-<50% (OR 7,41; 95o/oCI 1,35-40,73). MPI was not independent predictor of MACE in this study

Conclusion: For patients with acute STEMI, WMSI is a better parameter than MPI for predicting in-hospital MACE

Latar Belakang: Pengukuran ekokardiografi telah digunakan dalam mernprediksi komplikasi pada pasien infark miokard akut dengan elevasi ST (fMAEST). Indeks skor gerakan dinding (ISGD) dan indeks performa miokardium (lPM) yang dinilai secara dini saat masuk rumah sakit memiliki makna prognostik akan keladian kardiovaskular mayor. Dalam studi ini, variabel ekokardiografi termasuk ISGD dan IPM dinilai peranannya dalam memprediksi secara independen kejadian klinis kardiovaskular mayor (KKvM) selama rawatan di rumah sakit pada pasien IMAEST.

Metode: Ekokardiogram, termasuk pengukuran ISGD dan IPM dilakukan pada 56 pasien dengan IMAEST dalam 24 jam setelah masuk rumah sakit. Pasien kemudian diikuti perjalanan klinis selama dirawat tehadapan kejadian klinis kardiovaskular mayor.KKvM didefinisikan sebagai salah satu kejadian dair gagaljantung, aritmia ventrikel, syok kardiogenik dan kematian.Analisa regresi logistik multivariat di lakukan untuk menilai prediktor independen KKvM.

Hasil: KKvM tedadi pada 29 (52%) pasien. ISGD > 2 merupakan preditor paling kuat terhadap KKvM (OR:l1,83;95o/oIK 1,89-73,84). Diikuti fraksi ejeksi < 50% (OR 7,41; 95%o IK 1,35- 40,73). IPM bukan merupakan prediktor independen KKvM dalam penelitian ini.

Kesimpulan. Pada pasien dengan IMAEST, ISGD merupakan parameter yang lebih baik daripada IPM dalam memprediksi KKvM selama dirawat di rumah sakit