Hubungan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Puasa dengan Kejadian Klinis Kardiovaskular Mayor selama Perawatan di Rumah Sakit pada Penderita Sindroma Koroner Akut tanpa Diabetes di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan

Abstract

Background. Elevated blood glucose is a common metabolic disorder among patients with acute coronary syndromes (ACS) and is associated with adverse hospital outcomes. However, few data are available conceming the prognostic value of elevated fasting plasma glucose (FPG) related major adverse cardiovascular events (MACE) in ACS. Aim. To evaluate the value of FPG for prediction of MACE in nondiabetic patients with ACS

Methods. This retrospective study involved 117 nondiabetic patients who were admitted to our centre with a diagnosis of ACS during 2014 . Patients were divided into 2 groups according to their FPG level, <110 mgldl (n:64) and > I l0 mg/dl (n:53). A multivariate logistic regression analysis was used for assessing the association between FPG and in-hospital outcomes.

Results. Sixty four (54.7%) among nondiabetic patients with ACS experienced MACE during hospitalization. The incidence of MACE was found higher in elevated FPG than normal FPG group (60.9% and 39"1 %, p<0.001), eventhough only cardiac farlure and mortality rate which were statistically significant according to FPG following ACS. Mutivariate analysis showed that elevated FPG levels were associated with increased risk of in-hospital MACE in nondiabetic patients with ACS (OR:4.78 ;95% C1:2.09-10.92).

Conclusion. FPG was associated with increased risk of in-hospital MACE and can be an independent predictor for MACE (death or cardiac failure) during hospitalization in nondiabetic patients with ACS

Latar belakang. Peningkatan kadar glukosa darah adalah gangguan metabolisme yang umum dijumpai pada penderita dengan sindrom koroner akut (SKA) dan berhubungan dengan komplikasi selama perawatan di rumah sakit. Namun, data yang tersedia mengenai nilai prognostik peningkatan kadar glukosa darah (KGD) puasa berkaitan dengan kejadian kardiovaskular mayor (KKvM) masih sedikit.

Tujuan, Untuk menilai hubungan KGD puasa dengan kejadian klinis kardiovaskular mayor (KKvM) pada penderita SKA nondiabetes .

Metode. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif melibatkan 117 subyek non diabetes yang dengan diagnosis SKA selama tahun 2014. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan level KGD pwma

, <110 mg / dl (n : 64) dan > 110 mg / dl (n : 53) Uji analisis regresi logistik multivariat digunakan untuk menilai hubungan antara KGD puasa dan KKvM selama perawatan di rumah sakit.

rrasil. Enam puluh empat (54,7%) di antara subyek nondiabetes dengan SKA mengalami KKvM selama perwatan di rumah sakit. Insiden KKvM ditemukan lebih tinggi pada kelornpok subyek dengan peningkatan KGD puasa dibandingkan dengan kelompok dengan KGD puasa normal (60,9oh dan 39,1o/o, p <0,001), walaupun hanya kejadian gagal jantung dan mortalitas yang merniliki nilai siguifikan secara statistik berdasarkan nilai KGD puasa pada penderita SKA. Analisis multivariat menunjukkan bahwa level KGD puasa yang tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko KKvM di rumah sakit pada penderita SKA non diabetes (OR: 4,78; lK95% . 2,A92 - 10,922 ). Kesimpulan. Peningkatan KGD puasa berhubungan dengan peningkatan risiko KKvM selama perawatan di rumah sakit dan dapat menjadi prediktor independen untnk KKvM (kematian atatt gagaljantung) selama perawatan di rumah sakit