dc.description.abstract | Stabilisasi tanah sudah umum dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki struktural tanah. Bahan stabilisator yang dicampurkan dalam stabilisasi tanah tersebut seperti gypsum, semen, bitumen, dan bahan-bahan olahan limbah pabrik seperti abu ampas tebu dan abu sekam padi. Dalam penelitian ini digunakan penambahan semen dan abu gunung vulkanik yang merupakan hasil dari erupsi gunung Sinabung.
Penelitian ini meneliti suatu proses stabilisasi tanah dengan menggunakan bahan semen Portland tipe 1 yang telah ditetapkan kadarnya sebesar 3% dan abu gunung vulkanik dengan variasi kadar masing-masing campuran sebesar 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%, 11%, 12%, 13% serta 14% dan diuji terhadap uji kuat tekan bebas tanah (Unconfined Compression Test).
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sampel tanah asli memiliki kadar air 17,89%, berat jenis tanah 2,65, batas cair 45,49% dan indeks plastisitas 30,30%. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis CL (Clay – Low Plasticity) sedangkan berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis A-7-6, yaitu lempung dengan penilaian sedang sampai buruk.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan semen dan abu gunung vulkanik pada tanah lempung dengan waktu pemeraman 14 hari (curing) mengakibatkan menurunnya batas cair serta nilai indeks plastisitas. Dengan bertambahnya persentase abu gunung vulkanik, kepadatan maksimum cenderung meningkat hingga pada persentase maksimum abu gunung vulkanik sebesar 6%. Kemudian nilai kepadatan maksimum menurun. Nilai kuat tekan yang diperoleh meningkat seiring bertambahnya kadar abu gunung vulkanik hingga batas maksimum nilai kuat tekan terbesar yang diperoleh pada kadar abu gunung vulkanik 7% yaitu sebesar 2,98 kg/cm² | en_US |