Kerentanan Masyarakat dan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Banjir di Kecamatan Pasie Raya Kabupaten Aceh Jaya
View/ Open
Date
2018Author
Sariyanti, Lilis
Advisor(s)
Sitorus, Henri
Zuska, Fikarwin
Metadata
Show full item recordAbstract
Banjir yang melanda beberapa kecamatan di Aceh Jaya disebabkan oleh luapan air sungai Teunom. Sungai Teunom merupakan salah satu sungai besar yang ada di Provinsi Aceh. Untuk mengkaji kerentanan masyarakat di Gampong Pulo Tinggi terhadap banjir serta kapasitas pemerintah daerah dalam menanggulangi banjir maka dilakukan analisis secara kualitatif dengan metode wawancara, observasi dan Forum Group Discussion. Hasil temuan menunjukkan bahwa bencana banjir ini terjadi akibat dari kemerosotan kualitas lingkungan yaitu adanya penggundulan hutan dan pembuatan tanggul yang belum maksimal. Terdapat beberapa pencegahan dari masyarakat untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat bencana banjir ini seperti membuat pondasi rumah yang lebih tinggi dari permukaan tanah, membuat pantee untuk meletakkan perabotan guna untuk menghindari terendam banjir, mengatur jadwal menanam padi yang disepakati melalui musyawarah kenduri blang. Upaya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat seperti kenduri blang dan tulak bala yang menjadi sebuah kearifan lokal merupakan hasil pewarisan nenek moyang berupa ritual permohonan kepada Tuhan. Penanggulangan banjir yang dilakukan oleh pemerintah belum begitu maksimal dalam hal pencegahan seperti tanggul yang harus diperpanjang, alat-alat saat terjadi banjir seperti perahu karet yang belum mencukupi dan Tim Reaksi Cepat yang hanya berjumlah 20 orang hingga 2018 untuk seluruh Kabupaten Aceh Jaya. Flood which hits some sub-districts in Aceh Jaya is caused by the overflow of the Teunom River which is one of the big rivers in Aceh province. The objective of the research was to analyze the people‟s vulnerability at Gampong Pulo Tinggi to flood and the capacity of local government to handle it. The research was done qualitatively, by conducting interviews, observation, and Forum Group Discussion. The result of the research showed that flood was caused by the degradation of environmental quality such as illegal logging and lack of embankment construction. The efforts made by the local people were by making high home foundation, making pantee for placing the furniture to avoid soaking in the water, and arranging the schedule in planting rice plants through kenduri blang (big party) or warding off unfortunate which were local wisdom from generation to generation as rituals in requesting to God. It seems that the government does not maximally mitigate the floods such as lengthening the embankment, inadequate equipment like dinghies, and inadequate number of Quick Reaction Team members (there were only 20 of them) in 2018) in all over Aceh Province.
Collections
- Master Theses [67]