Show simple item record

dc.contributor.advisorKarolina, Rahmi
dc.contributor.authorIskandar, Iskandar
dc.date.accessioned2023-01-19T07:57:39Z
dc.date.available2023-01-19T07:57:39Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/80741
dc.description.abstractDalam peraturan SNI 03-6861.1-2002, disebutkan bahwa agregat halus yang digunakan pada struktur beton bertulang sebaiknya menggunakan pasir biasa ( pasir sungai ). Akan tetapi, apabila terjadi situasi darurat seperti pada daerah pasca gempabumi dan Tsunami, sangat sulit untuk menemukan agregat halus sebagai bahan pengisi beton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan pasir pantai sebagai alternatif agregat halus pada beton bertulang dibandingkan dengan pasir biasa, terutama pada pelaksanaan pembangunan yang berada pada daerah pantai apabila pada suatu hari terjadi situasi darurat seperti bencana alam gempa bumi dan Tsunami di daerah Perbaungan, Pantai Cermin, Sumatera Utara, dimana pasir yang paling banyak tersedia di daerah pantai adalah berasal dari pantai itu sendiri. Percobaan ini terinspirasi dari bencana alam yang terjadi di Pulau Nias, Sumatera Utara dan Pulau Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 28 Maret 2005 yang pusat gempanya berada pada 2° 04′ 35″ U 97° 00′ 58″ T, 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga, Sumatera Utara dan berkekuatan 8,7 Skala Richter ( SR ). Berhubung lokasi Pantai Cermin dan Pulau Nias sama – sama berada pada wilayah rawan terhadap bencana gempa bumi dan Tsunami, maka dalam eksperimen ini akan dilakukan pengujian pada benda uji silinder dan balok dengan menggunakan pasir pantai sebagai agregat halus. Pada percobaan ini, penulis akan membandingkan kandungan kimiawi, kuat tekan, elastisitas, kuat tarik belah silinder beton, lendutan, regangan, dan pola retak pada beton. Untuk pengujian kuat tekan, elastisitas, dan kuat tarik belah, penulis menggunakan sampel silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan mutu beton f’c = 20 MPa. Sedangan untuk pengujian lendutan, regangan, dan pola retak, penulis menggunakan sampel balok bertulangan tarik 3 D 10 saja dengan ukuran 20 cm x 30 cm x 320 cm dengan mutu beton f’c = 20 Mpa juga. Penurunan kuat tekan rata – rata pada beton dengan agregat halus pasir pantai dibandingkan dengan beton dengan agregat halus pasir biasa adalah 13,583 %. Dalam pengujian flexure beton, balok beton dengan agregat halus pasir biasa dapat menahan beban lebih tinggi daripada balok beton dengan agregat halus pasir pantai. Dan panjang retak balok dengan agregat halus pasir pantai lebih besar daripada panjang retak balok dengan agregat halus den gan agregat halus pasir biasa.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPasir pantaien_US
dc.subjectalternatif agregat halusen_US
dc.subjectbalok tulangan tariken_US
dc.subjectalternatif agregaten_US
dc.titlePengaruh Penggunaan Pasir Pantai Sebagai Pengganti Agregat Halus Pada Balok Beton Bertulangen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM080404072
dc.identifier.nidnNIDN0018038205
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages114 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record