Show simple item record

dc.contributor.advisorMulia, Ahmad Perwira
dc.contributor.authorRangkuti, Diva Y.U
dc.date.accessioned2023-02-02T02:01:27Z
dc.date.available2023-02-02T02:01:27Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/81250
dc.description.abstractMuara merupakan bagian pantai tempat bertemunya satu atau lebih sungai yang mengalir ke daerah itu dengan aliran yang bebas menuju ke laut lepas. Muara mempunyai nilai ekonomis yang penting karena dapat berfungsi sebagai alur penghubung antara laut dan daerah yang cukup dalam di daratan. Dengan demikian keberadaan muara akan mempercepat perkembangan daerah yang ada di sekitarnya karena memungkinkan dibukanya pelabuhan-pelabuhan di daerah tersebut. Atas dasar tersebut, pentingnya pengetahuan lebih lanjut tentang muara akan dapat membantu perkembangan bagi muara itu sendiri, salah satunya dengan cara studi karakteristik fisik muara yang mencakup pemodelan matematis pada muara tersebut. Dalam melakukan studi ini dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer mencakup tingkat kadar garam yang ada pada muara Sungai Batang Natal. Data sekunder merupakan data yang diambil dari Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Data sekunder mencakup, data bathimetri muara, pasang surut, serta arus pada Muara Sungai Batang Natal. Pemodelan matematis muara dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel yang meliputi pemodelan bathimetri, pemodelan pasang surut, pemodelan arus dan salinitas. Pemodelan dilakukan berdasarkan persamaan-persamaan terdahulu yang mengandung parameter-parameter empiris. Parameter-parameter empiris ini ditentukan dengan menggunakan data-data lapangan. Pemodelan bathimetri dilakukan dengan menggunakan persamaan Wright et al dimana kedalaman dan lebar muara yang akan di modelkan. Untuk pemodelan pasang surut yang dihitung adalah komponen-komponen utama pasang surut dan fluktuasi muka air. Pada pemodelan kecepatan arus yang dihitung adalalah jumlah air yang mengalir, pertambahan kedalaman air tiap titik pengamatan. Sedangkan pada pemodelan salinitas yang digunakan adalah persamaan Gauss sehingga dapat dibandingkan salinitasnya. Pemodelan matematis muara akan lebih terlihat pengaruhnya terhadap muara-muara dengan skala yang besar sehingga pengamatan-pengamatan terhadap karakteristik pada muara dapat lebih terlihat. Dari hasil pemodelan, pada pemodelan bathimetri, terdapat selisih yang cukup jauh dengan kondisi di lapangan baik dalam lebar muara serta kedalamannya dengan perbedaan yang paling besar terdapat pada titik P25 dan P31 untuk bagian lebar dengan perbedaan sejauh 21 m, sedangkan pada kedalaman perbedaan yang paling besar terdapat pada titik P39 dengan selisih 3 m. Pada pasang surut dapat dilihat bahwa pengaruh pasang surut masih cukup besar sepanjang 2 kilometer titik tinjau. Pada pemodelan arus dapat dilihat semakin ke hulu kecepatan arus akan semakin kecil karena adanya arus berlawanan yang berasal dari arah hulu.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectMuaraen_US
dc.subjectPemodelan Matematisen_US
dc.subjectBathimetrien_US
dc.subjectPasang Suruten_US
dc.subjectArusen_US
dc.subjectSalinitasen_US
dc.titleStudi Karakteristik Fisik Muara Sungai Batang Natal Kab. Mandailing Natalen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070404107
dc.identifier.nidnNIDN0017046604
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI22201#Teknik Sipil
dc.description.pages134 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record