dc.description.abstract | Semakin meningkatnya permintaan akan kebutuhan gula untuk konsumsi masyarakat Indonesia. Merupakan peluang bagi produsen gula dan petani tebu Indonesia, untuk dapat meningkatkan kemampuan labanya , agar dapat keluar dari kemelut permasalahan biaya produksi dan dana pengembangan usaha. Akan tetapi rendahnya total produksi gula nasional, dan tidak dapat dipenuhinya kebutuhan gula masyarakat Indonesia, berdampak pada masuknya gula impor untuk menutupi kekurangan kebutuhan itu. Sejak ditandatanganinya kebijakan liberalisasi terhadap industri gula. Serta masuknya gula impor seperti tidak mengalami hambatan yang berarti dan menandai terjadinya tingkat persaingan merebut pangsa pasar didalam negeri. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh produsen Gula dan petani tebu Indonesia untuk dapat bertahan hidup ataupun berkembang dari tingkat persaingan didalam industri ini, adalah" Meningkatkan daya saing produknya". Daya Saing bermakna " Kekuatan yang dimiliki untuk dapat menjadi lebih unggul dari yang lainnya". Dalam presfektif pasar, kata unggul umumnya berkaitan dengan nilai pelanggan (customer value), sedangkan dalam presfektif Organisasi kata unggul berkaitan dengan kinerja organisasi lebih baik dari organisasi lain.
Peningkatan Daya Saing Produk bertujuan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif produk, yang akan menentukan posisi produk didalam tingkat
persaingan , yaitu apakah berada pada posisi (pemimpin pasar) product Ieadership
atau (pengikut pasar) product follower. Dengan demikian perusahaan akan dapat
menetapkan tujuan strategis untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi
tersebut, demi keberlangsungan hidupnya.
Demikian juga hal ini tejadi pada PT. Perkebunan Nusantara II dalam
pengembangan usahanya mengalami masalah, dimana target penjualan yang
ditetapkan oleh perusahaan selalu tidak tercapai dan tejradi selisih yang signifikan
dengan realisasi jumlah penjualan produk gulanya.
Berdasarkan analisis terhadap daya saing produknya, Produk gula
PT.Perkebunan Nusantara II mengalami permasalahan pada faktor Internal dan
Factor eksternal. Rendahnya daya saing produk gula konsumsi PT. Perkebunan
Nusantara Il akibat dari faktor Internal yaitu “ kualitas gula tidak sesuai
Dengan harapan konsumen, kurangnya produktivitas pabrik, kurangnya efisiensi
pada biaya produksi", Faktor ekternal yaitu “ kurangnya pemanfaatan peluang
meningkatnya potensi pasar, rendahnya jumlah pasokan dibandingkan pesaing,
rendahnya kulitas gula dibandingkan pesaing dan tingginya harga jual_produk
gula dibandingkan harga jual pesaing“.
Oleh Karena itu perlunya, PT. Perkebunan Nusantara II menentukan
bentuk strategi yang dapat meningkatkan daya saing produk gulanya dengan
terlebih dahulu melakukan anlaisis pada faktor lingkungan Internal dan faktor
lingkungan Eksternal_perusahaan. | en_US |