Show simple item record

dc.contributor.advisorNasution, Harmein
dc.contributor.advisorWahyuni, Dini
dc.contributor.authorTobing, Fanesha Febriary
dc.date.accessioned2023-03-24T05:43:33Z
dc.date.available2023-03-24T05:43:33Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/83385
dc.description.abstractPerusahaan Baja Pertiwi Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan baja. Produk yang dihasilkan adalah sparepart dari peralatan di pabrik kelapa sawit seperti roda lorry, roda transfer carriage, screw, jaw, parang tanduk, mesin pompa dan sebagainya. Bahan baku diperoleh dari supplier barang bekas yang bahan dasarnya stainless dan besi. Selama ini perusahaan menggunakan sistem make to order, jadi produksinya adalah berdasarkan pesanan. Dengan demikian perusahaan sangat bergantung kepada pelanggan. Dalam menjalankan kegiatan produksinya, PT Baja Pertiwi Industri mengalami permasalahan yaitu adanya waste pada bagian produksi yang dalam hal ini pada pemenuhan order roda lorry antara lain waktu menunggu, transportasi dan stock. Perusahaan perlu mengatasi pemborosan yang terjadi sehingga production lead time menjadi lebih pendek. Penggunaan value stream mapping dapat membantu untuk mengidentifikasi terjadinya waste (tujuh jenis waste antara lain overproduction, waiting, transportation, inappropriate processing, unnecessary inventory, unnecessary motion, defect)selama proses produksi berlangsung. Value stream mapping adalah alat bantu untuk memetakan nilai selama proses produksi untuk setiap aktivitas yang terjadi sehingga dapat diketahui aktivitas mana yang dapat memberikan nilai tambah dan yang tidak memberikan nilai tambah, dengan kata lain mengidentifikasi pemborosan yang terjadi selama proses produksi sehingga dapat diambil langkah untuk mengurangi pemborosan tersebut. Pemborosan yang menjadi perhatian adalah waktu menunggu antar proses yang panjang yang dapat pada current state map. Setelah dicari akar permasalahan dengan menggunakan tool 5 why diperoleh bahwa yang menjadi akar permasalahan adalah ketidakseimbangan lintasan produksi. Beberapa usulan perbaikan untuk membuat future state map kemudian diberikan antara lain penerpaan prinsip 5S, kanban, dan penyeimbangan lintasan dengan menggunakan metode Kilbridge Wester. Dengan dilakukannya perbaikan diperoleh pengurangan production lead time sebanyak 3825.57 menit ataupun 53.60%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectValue Stream Mappingen_US
dc.subjectWasteen_US
dc.subjectWaktu Menungguen_US
dc.subject5Sen_US
dc.subjectKanbanen_US
dc.subjectLine Balancingen_US
dc.titleStudi Pendekatan Lean Thinking untuk Mengurangi Waste pada PT Baja Pertiwi Industrien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM060403060
dc.identifier.nidnNIDN0025055202
dc.identifier.nidnNIDN0024046603
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI26201#Teknik Industri
dc.description.pages204 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record