Hubungan Antara Kadar 25-Hidroksivitamin D Serum dengan Derajat Keparahan Keloid
View/ Open
Date
2018Author
Damanik, Vira Indhiratamin
Advisor(s)
Putra, Imam Budi
Ginting, Oratna
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar belakang: Keloid adalah tumor fibroproliferatif dermal yang ditandai dengan deposisi berlebihan dari komponen matriks ekstra seluler. Bentuk aktif vitamin D diketahui menghambat proliferasi fibroblas keloid dengan menghambat produksi matriks ekstraseluler yang diinduksi oleh transforming growth factor ß (TGF-β) dan peningkatan aktivitas matriks metalloproteinase (MMP) sehingga menimbulkan pikiran mengenai suplemen vitamin D sebagai strategi pengobatan preventif dini untuk keloid.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kadar 25-hidroksivitamin D serum dengan derajat keparahan keloid.
Subjek dan metode: Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan rancangan potong lintang yang melibatkan 32 pasien keloid yang didiagnosis melalui anamnesis dan pemeriksaan klinis. Kemudian dilakukan penilaian derajat keparahan menggunakan Vancouver Scar Scale (VSS), dilakukan pengambilan darah untuk pengukuran kadar 25-hidroksivitamin D serum. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etika Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP. H. Adam Malik Medan.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan korelasi negatif antara kadar 25-hidroksivitamin D serum dengan derajat keparahan keloid (p=0,0001; r=-0,737). Tidak dijumpai hubungan yang signifikan antara kadar 25-hidroksivitamin D serum dengan jenis kelamin (p=0,271), usia (p=0,201; r=-232), lama menderita (p=0,505; r=-0,122), dan riwayat keluarga (p=0,262).
Kesimpulan: Semakin rendah kadar 25-hidroksivitamin D serum maka derajat keparahan keloid semakin berat, tidak terdapat hubungan antara kadar 25-hidroksivitamin D serum dengan jenis kelamin, usia, lama menderita penyakit, dan riwayat keluarga pada pasien keloid. Background: Keloid are dermal fibroproliferative tumors characterized by excessive deposition of extra cellular matrix components. The active form of vitamin D is known to inhibit the proliferation of keloid fibroblasts by inhibiting extracellular matrix production induced by transforming growth factor ß (TGF-β) and increasing matrix metalloproteinase (MMP) activity. Vitamin D derivatives are thought to be an early preventive treatment strategy for keloids.
Objective: To determine correlation between serum 25-hydroxyvitamin D level with keloid severity.
Subject and method: This is a cross-sectional analytic study involving 32 keloid patients. Keloid patients were diagnosed by history and clinical examinations. Then an assessment of the severity was conducted using the Vancouver Scar Scale (VSS). We conducted blood sampling and measurement of serum 25-hydroxyvitamin D level to the patients. This study has been approved by the Health Research Ethics Commission of the Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara/H. Adam Malik General Hospital Medan.
Results: There is negative correlation between serum 25-hydroxyvitamin D level with severity in keloid patients (p=0,0001; r=-0,737). There is no significant correlation between serum 25-hydroxyvitamin D level with gender (p=0,271), age (p=0,201; r=-232), duration of keloid (p=0,505; r=-0,122) and family history (p=0,262).
Conclusion: Lower levels of plasma 25-hidroksivitamin D, the severity of keloid became an increasingly heavy. There is no significant difference between serum 25-hydroxyvitamin D level with gender, age, duration of keloid and family history in keloid patients.
Collections
- Master Theses [206]