dc.description.abstract | Pembangunan sebuah Distributed Generation (DG), merupakan sebuah solusi untuk mengatasi kurangnya kapasitas daya pada jaringan. Oleh karena tidak semua tempat memiliki potensi pembangkitan listrik akibat faktor ketersediaan alam : air, angin, cahaya matahari, dll (terkecuali pembangkit tenaga diesel), maka DG yang sudah dibangun tidak mungkin dipindahkan atau dikurangi kapasitas dayanya. Maka sebuah solusi dilakukan dengan menentukan sebuah titik interkoneksi DG pada jaringan. Dengan menggunakan metode Artificial Bee Colony yang direpresentasikan dengan program MATLAB, ditentukan sebuah titik interkoneksi terbaik bagi sebuah DG guna mengurangi nilai rugi – rugi jaringan. Dalam hal ini, penelitian dilakukan pada PLTMH Aek Silau 2 yang terinterkoneksi dengan sistem kelistrikan GI PM6 Pematangsiantar. Dari penelitian dengan data yang diperoleh dari PLN (one line diagram ETAP), dengan ukuran kabel koneksi berluas penampang 158 mm2, didapat titik interkoneksi terbaik pada bus 20, dan dengan memperbesar ukuran luas penampang menjadi dua kali lebih besar, yaitu 337 mm2, diperoleh titik terbaik pada bus 15. Namun untuk memverifikasi kabel agar sesuai dengan kondisi kabel di pasaran, berluas penampang 150 mm2 dan 300 mm2, dijalankan program sekali lagi dan diperoleh hasil pada titik interkoneksi yang sama. Berdasarkan titik interkoneksi yang diperoleh, didapatkan pengurangan nilai rugi – rugi jaringan hingga 19% persen dari rugi – rugi jaringan awal. | en_US |