dc.description.abstract | Sebuah sistem komunikasi bergerak memberikan kemudahan terhadap pengguna untuk dapat melakukan proses komunikasi meskipun dalam keadaan bergerak, salah satunya memungkinkan pengguna untuk berpindah dari suatu cakupan area sel menuju cakupan area sel yang lain, fenomena perpindahan ini dinamakan handoff. Handoff merupakan proses pengalihan kanal trafik secara otomatis pada Mobile Station (MS) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungan. Sesuai dengan tujuan handoff, proses ini sedapat mungkin tidak dirasakan oleh pelanggan. Namun pada kenyataannya sering terjadi dropcall, yaitu terputusnya hubungan saat percakapan sedang berlangsung yang salah satu penyebabnya adalah kegagalan .
Dalam tugas akhir ini penulis menganalisis variansi eksponen path loss dengan membandingkan algoritma histeresis adaptif dan histeresis tetap untuk mengetahui bagaimana pengaruh parameter kinerja yaitu jumlah handoff, delay dan sinyal degradasi. Jumlah handoff rata-rata pada eksponen path loss=2dB, dengan menggunakan metode histeresis adaptif adalah 2,27 sedangkan metode histeresis tetap adalah 5,40. Jumlah delay yang dihasilkan pada saat eksponen path loss = 2dB, dengan menggunakan metode histeresis adaptif adalah 335,53 m/s sedangkan metode histeresis tetap adalah 366,03 m/s. Nilai sinyal degradasi pada eksponen path loss = 6,5dB dengan menggunakan metode histeresis adapftif adalah 0,5dB sedangkan dengan metode histeresis tetap adalah 0,696dB. Dari hasil ketiga parameter kinerja yang didapat maka metode yang paling baik digunakan adalah metode histeresis adaptif karena jumlah handoff yang lebih sedikit menghasilkan jumlah delay yang lebih kecil dan jumlah degradasi yaitu jumlah sinyal dibawah level minimum lebih sedikit dibandingkan dengan metode histeresis tetap. | en_US |