Uji Eksperimental Perbandingan Unjuk Kerja Motor Bakar Berbahan Bakar Premium dengan Campuran Premium-Bioetanol (Gasohol BE-35 dan BE-40)
View/ Open
Date
2009Author
Haholongan, Andriko D.
Advisor(s)
Napitupulu, Farel Hasiholan
Metadata
Show full item recordAbstract
Minyak bumi merupakan salah satu bahan bakar fosil yang ditambang dari perut bumi dan mengingat bahwa bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui (unrenewable). Hal ini membuktikan bahwa cadangan minyak bumi sudah semakin menipis dan suatu saat akan habis. Penggunaan bahan bakar fosil juga telah menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Perubahan suhu yang semakin meningkat merupakan permasalahan yang sangat mengkhawatirkan bagi dunia pada saat ini. Hal ini disebut dengan pemanasan global (global warming) yaitu adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 ± 0,18°C (1,33 ± 0,32°F) selama seratus tahun terakhir. Pemanasan global juga disebabkan peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Dimana yang termasuk dalam kelompok gas rumah kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), dan sulfur heksafluorida (SF6). Jenis gas rumah kaca yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida (CO2). Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya (HFC, PFC, dan SF6) hanya menyumbang kurang dari 1%. Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batu bara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19 [38].
Collections
- Undergraduate Theses [983]
