Show simple item record

dc.contributor.advisorHalimatuddahliana
dc.contributor.advisorHusin, Amir
dc.contributor.authorHutasoit, Tamaria Kesia
dc.date.accessioned2018-12-12T04:05:57Z
dc.date.available2018-12-12T04:05:57Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/9227
dc.description.abstractAir buangan domestik terdiri dari berbagai senyawa organic kompleks sehingga air buangan domestik dapat digunakan sebagai substrat oganik dalam digester anaerob. Didalam pengolahan anaeobik terdapat t empat tahapan yaitu hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis dan metanogenesis, dimana berdasarkan perbedaan kondisi pH optimum, pengolahan anaerobik terdiri atas dua tahapan umum yaitu tahap asidogenik dan tahap metanogenik. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh pengolahan anaerob satu tahap dan dua tahap terhadap kinerja reaktor dalam pengolahan air buangan domestik dilihat dari segi laju degradasi substrat (COD), laju pertumbuhan mikroorganisme (VSS), laju produksi metabolit (VFA) dan laju produksi biogas. Pengoperasian digester pada penelitian ini menggunakan variasi digester satu tahap dan dua tahap yang dilakukan selama 40 hari. Tahapan penelitian ini meliputi aklimatisasi yaitu tahap penyesuaian mikroba yang berasal dari kotoran sapi dan pengoperasian digester yaitu mengolah air buangan domestik pada digester anaerobik yang dilakukan dalam dua kondisi yaitu kondisi asa dan netral. Adapun digester satu tahap (R1) dijalankan selama 40 hari dengan kondisi pH 7, sementara digester anaerob dua tahap:tahap pertama (R2-1) dijlankan selama 2 hari dengan kondisi pH 5.5 dan digester anaerob dua tahap: tahap kedua (R2) dijalankan selama 38 hari dengan kondisi pH 7 dimana volume efektif digester yang digunakan masing-masing digester 7 liter dan pengambilan sampel dilakukan setiap tiga hari. Berdasarkan penelitian, didapatkan pengaruh pengolahan anaerob satu tahap dan dua tahap terhadap kinerja reaktor dalam pengolahan air buangan domestik Pengolahan anaerob dua tahap mampu mendegradasi substrat lebih tinggi dibanding pengolahan anaerob satu tahap yaitu 85.1%. Sementara dari segi laju pertumbuhan mikroorganisme, nilai VSS pada pengolahan anaerob satu tahap mengalami kenaikan dan mencapai nilai maksimum pada hari ke-15 sebelum mengalami penurunan sementara pada pengolahan digester anaerob dua tahap:tahap kedua nilai VSS cenderung mengalami penurunan sejak penambahan inokulum pada hari ke-2. Adapun berdasarkan nilai VFA, pada hari ke-2, nilai VFA pada R2-1 63% lebih tinggi dibanding R1. Volume akumulatif biogas yang dihasilkan pada R1 dan R2 berbeda signifikan dengan masing-masing volume yaitu 560 mL dan 750 mL.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAnaerobiken_US
dc.subjectDigetser Dua Tahapen_US
dc.subjectDigester Satu Tahapen_US
dc.subjectpHen_US
dc.subjectCODen_US
dc.subjectVSSen_US
dc.subjectVFAen_US
dc.subjectBiogasen_US
dc.subjectAir Buangan Domestiken_US
dc.titleStudi Pengolahan Air Buangan Domestik Menggunakan Digester Anaerob Satu Tahap dan Dua Tahap dengan Sistem Batchen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM130407029en_US
dc.identifier.submitterNurhusnah Siregar
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record